KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Satu hari menjelang perayaan Festival Cap Go Meh, warga Tionghoa di kabupaten Bengkayang menggelar ritual penjemputan Dewa dan Dewi di sejumlah Vihara dan Kelenteng, Jumat (7/2).
Setelah ritual penjemputan para Dewa-Dewi kemudian dikumpulkan menjadi satu tempat pusat kegiatan di Vihara, yang terletak dijalan Migang, Kelurahan Bumi Emas.
Panitia Cap Go Meh tahun 2020, Nikodemus menyatakan, ritual penjemputan Dewa dan Dewi ini diiringi dua ekor Naga menggunakan kendaraan roda empat, kemudian menyasar sejumlah titik Vihara yang ada di Kabupaten Bengkayang.
“Sebelum memindahkan Patung Dewa dan Dewi dari Vihara tersebut, terlebih dahulu melakukan doa,” ucapnya.
Kata Nikodemus, setidaknya 30 total patung Dewa dan Dewi yang menepati sejumlah Vihara tersebut, kemudian dikumpulkan menjadi satu tempat pusat dimana kegiatan akan berlangsung yakni di Vihara jalan Migang. Vihara ini katanya, dianggap sebagai tempat perkumpulan tertua dan para Dewa dan Dewi.
Nikodemus berharap, melalui Cap Go Meh ini, Perkembangan Budaya terus berkembang termasuk Budaya dan Etnis lainnya yang ada di Kabupaten Bengkayang.
“Pada perayaan Cap Go Meh tahun ini ada sebanyak 90 Tandu dan 65 Tatung yang terdaftar akan melakukan atraksi kekebalan pada CGM, besok,” ucapnya.
Lanjut Nikodemus, keterlibatan dalam puncak CGM tidak hanya warga Tionghoa saja, namun melibatkan tiga etnis rutin yang ikut merayakan setiap tahunnya. Seperti ada Etnis Dayak dan Jawa. (Titi)