Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Sambut Hari Ibu, Yanieta : Perempuan Harus Peduli Dunia Pendidikan dan Perekonomian Keluarga

Sambut Hari Ibu, Yanieta : Perempuan Harus Peduli Dunia Pendidikan dan Perekonomian Keluarga

Yanieta Arbiastuti Kamtono
Yanieta Arbiastuti Kamtono

 

KALIMANTAN TODAY< PONTIANAK – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Kamtono mengatakan, momentum Peringatan Hari Ibu ke-91 yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2019, kaum ibu diharapkan terus berinovasi dan mandiri. Kaum ibu atau perempuan adalah pondasi dalam sebuah keluarga. Perempuan juga harus mampu menjadi pendorong perekonomian keluarga. “Perempuan saat ini harus peduli kepada dunia pendidikan dan perekonomian keluarga,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam memperingati Hari Ibu ke-91 di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Kamis (19/12).

Yanieta menambahkan momentum Hari Ibu ke-91 ini, banyak hal yang harus menjadi perhatian kaum perempuan. Diantaranya perempuan harus terus berdaya terutama dalam kewirausahaan. Kaum ibu juga berperan dalam mengurangi tenaga pekerja anak serta mencegah pelecehan maupun kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Untuk momentum Hari Ibu ini perempuan harus berdaya, dengan berdaya akan tetap bersemangat untuk SDM berkualitas,” jelasnya.

Dirinya menilai, perempuan yang ada di Kota Pontianak saat ini terus ingin memotivasi diri, dan berkreasi. Ibu-ibu yang tergabung di PKK tingkat kecamatan dan kelurahan juga dituntut untuk selalu mandiri dan kreatif sehingga bisa membantu perekonomian keluarga. Berbagai program pemberdayaan ibu-ibu memang telah disediakan untuk di tingkat kecamatan dan kelurahan. Tim PKK Kota Pontianak saat ini juga telah membina 31 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). “Kami peduli pendidikan anak, karena menyangkut sumber daya manusia yang berkualitas,” pungkasnya. ( jim )

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *