KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Rencana Pemerintah akan menghapus Ujian Nasional menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan Ujian Nasional (UN) akan dihapus pada 2021 mendatang. Dia menyebut Ujian Nasional yang selama ini menjadi salah satu standar kelulusan siswa akan dilaksanakan terakhir kali pada 2020.
Nadiem menyampaikan itu dalam rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12) lalu.
Atas rencana tersebut justru di sambut baik oleh masyarakat dan dianggap sebagai suatu terobosan dan inovasi yang luar biasa. “Penghapusan UN itu suatu terobosan dan inovasi yang luar biasa dari Mas Mentri Disdikbud Nadiem Makarim yang mampu melawan banyak tantangan,” ucap Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Gustian Andiwinata, Senin (16/12).
Menurut Gustian, UN sudah tidak saatnya lagi disakralkan, dan UN sudah sekian lama di laksanakan di Indonesia toh hingga saat ini ada manfaat langsung bagi masyarakat termasuk generasi-generasi yang lulusan sekolah serta yang nilai UN-nya tinggi karena tidak membuat tamatan itu menjadi produktif dan mandiri.
“UN hanya menghabiskan anggaran Negara tidak sedikit tetapi produktifitas rendah, bahkan jadi beban setiap sekolah yang gurunya kurang. Sapras tidak memadai termasuk daerah-daerah 3T( Tertinhgal, Terpecil dan Terluar) yang berakibat terjadilah pemalsuan hasil dengan berbagai cara serta trik sekolah untuk menunjukan hasil UN terbaik agar dapat Reward dari pimpinan atau Kemetriaan,” ungkap Gustian.
Lanjut Gustian, UN tidak bisa menjadi standar kualitas pendidikan selagi pemerataan guru, jumlah guru dan sapras pendukung tidak dipenuhi oleh pemerintah yang berujung rekayasa nilai untuk pertahankan nama baik sekolah untuk merekrut murid lebih banyak agar terkumpullah iuran untuk sekolah yang juga sampai hari ini tidak bisa dihapus berkedok iuran komite.
“Kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim harus didukung karena orang cerdas seperti ini jarang dijumpai di NKRI, dan kita yakin Beliau pasti punya konsep dan cara lain untuk memotivasi siswa jadi belajar lebih giat,” tegas Mantan Kabag Perbatasan Kabupaten Bengkayang ini.
Gustian menambahkan, UN dihilangkan itu sangat bagus karena tidak membuat hasil pendidikan lebih baik akibat guru dan sapras kurang merata, dan NKRI terlalu luas. “tapi Mas Mentri pasti memunculkan program baru yang efektif dan produktif serta menyesuaikan pendidikan Indonesia sama dengan Negara-negara lain dan mengikuti perkembangan zaman dan Globalisasi,” pungkasnya. (Titi).