Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Sambas Kini Cukup Memprihatinkan, Ini Kata Balon Bupati Sambas Helman Fachri…

Sambas Kini Cukup Memprihatinkan, Ini Kata Balon Bupati Sambas Helman Fachri…

Helman Fachri
Helman Fachri

KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Kabupaten Sambas memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial untuk dikembangkan. Namun belum digarap maksimal. Sehingga tertinggal dari beberapa kabupaten/kota di Kalbar.

“Kondisi Kabupaten Sambas saat ini cukup memprihatinkan,” kata Helman Fachri, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) dalam Diskusi Panel yang digelar Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas (KMKS) di Aula Teknik Untan Pontianak, baru-baru ini.

Bakal Calon (Balon) Bupati Sambas 2020 ini mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sambas baru mencapai 66,61 di bawah rata Provinsi Kalbar dan menempati urutan ke-5 dari 14 Kabupaten/Kota di Kalbar.

“Persentase penduduk miskin di Kabupaten Sambas, lanjut dia, mencapai 8,55 persen di atas rata-rata Provinsi 7,88 persen dan menempati urutan ke-8 dari 14 Kabupaten/Kota di Kalbar. “Begitu juga dengan jumlah fakir miskin, terus meningkat dari tahun ke tahun,” ungkap Fachri.

Jumlah fakir miskin di Kabupaten Sambas pada 2016 hanya 27.599 jiwa, meningkat menjadi 158.921 jiwa pada 2017. Meningkat lagi pada 2018 menjadi 169.710 jiwa.

BACA: Banyak Perjalanan Dinas Tak Sesuai Tupoksi Dewan

BACA: 1 Tahun Kalimantan Today

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas, lanjut Fachri, juga cenderung menurun. Pada 2016 mencapai 5,24 persen, kemudian menjadi 5,13 persen dan 5,20 persen pada 2017 dan 2018.

Sementara berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) 2017, kata Fachri, terungkap bahwa sebagian besar desa di Kabupaten Sambas masuk klasifikasi Desa Sangat Tertinggal dan Tertinggal.

Berikut rinciannya:

-Sangat Tertinggal: 18 desa
-Tertinggal: 99 desa
-Berkembang: 5 desa
-Maju: 17 desa

“Ketertinggalan di berbagai sektor inilah yang diduga sebagai pemicu meningkatnya berbagai permasalahan sosial di Kabupaten Sambas,” kata Fachri.

Permasalahan sosial yang dimaksudkan Fachri tersebut, di antaranya meningkatnya kasus cabul, perceraian, trafficking, wanita rawan sosial ekonomi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan terhadap anak, Narkoba, serta kasus sosial lainnya. “Ini memerlukan penanganan serius dan komprehensif,” katanya.

Menurut Fachri, Kabupaten Sambas tertinggal di berbagai sektor pembangunan lantaran terbatasnya infrastruktur dasar yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik. “Jalan antardesa banyak belum terkoneksi dengan baik,” ungkapnya.

Daya saing produk Kabupaten Sambas, lanjut dia, juga masih lemah. “Lantaran belum berkembangnya hilirisasi industri dan standarisasi,” jelas Fachri.

Kelemahan lainnya, belum optimalnya kompetensi, sistem kinerja dalam memberikan pelayanan publik, investasi dalam mendukung perekonomian daerah, pelayanan akses dan pemerataan di bidang pendidikan dan kesehatan. “Terutama di wilayah perbatasan, pedalaman, dan pesisir,” kata Fachri.

Selain itu, tambah Fachri, panjangnya rentang kendali pelayanan publik, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan juga memperlambat perekonomian di Kabupaten Sambas. “Disebabkan belum optimalnya konektivitas dan aksesibilitas antardaerah Kecamatan dan Desa,” jelasnya.

Kondisi Kabupaten Sambas saat ini, menurut Fachri, sangat disayangkan. Lantaran daerah ini memiliki potensi sumberdaya yang melimpah dan letaknya sangat strategis.

Ia menilai, berbagai bidang sangat potensial untuk digali dan dikembangkan di Kabupaten Sambas. Di antaranya pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan. “Dan sedikit sektor pertambangan yang belum termanfaatkan secara optimal,” ungkap Fachri.

Posisi geografis Kabupaten Sambas, kata Fachri, juga sangat strategis, karena terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKI 1).

“Perairan lautnya berhadapan langsung ke Laut Cina Selatan dan berbatasan darat langsung dengan Malaysia. Sehingga menjadi beranda terdepan perekonomian wilayah,” jelas Fachri.

Potensi wisata di Kabupaten Sambas, lanjut Fachri, juga cukup kaya dan beragam. Mulai dari wisata alam, sejarah, budaya hingga minat khusus seperti Eco Tourism.

Bentang hutan hujan tropika basah (tropical rainforest) di Kabupaten Sambas cukup luas dan memiliki berbagai biodiversity endemik bagi pengembangan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). “Untuk kepentingan kerjasama dengan pihak luar negeri, serta memiliki peran sebagai paru-paru dunia,” ujar Fachri.

Berdasarkan potret Kabupaten Sambas tersebut, menurut Fachri, diperlukan terobosan-terobosan baru untuk mempercepat pembangunan di segala bidang.

“Kabupaten Sambas harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis kawasan, serta pembangunannya harus dari desa dan kawasan pedesaan. Juga harus ada pusat-pusat unggulan dan industri,” papar Fachri.

Untuk itu, kata Fachri, diperlukan mitra, investor atau jaringan kerjasama regional, nasional dan internasional untuk mempercepat pembangunan dan perekonomian di Kabupaten Sambas.(dik)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Akui Prevalensi Stunting di Sanggau Fluktuatif, Ini Penyebabnya

    KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pemda Sanggau terus berupaya  menekan dan mengatasi stunting. Hanya saja, hingga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *