Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Kapolres: Dulu Ancaman Kita adalah Komunis, Sekarang Paham Radikal

Kapolres: Dulu Ancaman Kita adalah Komunis, Sekarang Paham Radikal

Foto--Kapolres menyampaikan materi tentang ancaman Kamtibmas di Indonesia dan Kabupaten Sanggau pada acara coffe morning di Tribun Promoter Mapolres Sanggau, Rabu (2/10)
Foto–Kapolres menyampaikan materi tentang ancaman Kamtibmas di Indonesia dan Kabupaten Sanggau pada acara coffe morning di Tribun Promoter Mapolres Sanggau, Rabu (2/10)

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Kapolres Sanggau, AKBP. Imam Riyadi menyebut agama kerap dijadikan primadona oleh sekelompok orang untuk memecahbelah umat. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat Sanggau untuk tidak terpengaruh dengan simbol-simbol agama tertentu untuk mengadu domba antar umat beragama.

Hal tersebut disampaikan Kapolres saat menggelar coffe morning bersama Forkompimda, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, ormas kepemudaan, mahasiswa dan pelajar di Kota Sanggau, Rabu (2/10).

Acara yang digelar di tribun promoter Mapolres Sanggau itu juga dihadiri Wakil Bupati Yohanes Ontot, Pasi Ops Kodim 1204/Sgu Kapten. Agus Mulyanah, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sanggau Rans Fimsy dan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maskun.

“Perlu saya ingatkan bahwa bangsa kita ini lahir, berkembang dan ada sampai hari ini karena keberagaman, bukan dari salah satu kelompok tertentu. Atas dasar keberagaman inilah lahir Pancasila yang mengakui dan memperkokoh keberagaman itu. Oleh karenanya pancasila harus kita jaga bersama-sama,” ujar Kapolres.

Keberagaman yang ada di Indonesia, termasuk di Kabupaten Sanggau, kata Kapolres, sangat rentan digunakan orang-orang yang tidak senang dengan NKRI untuk memecahbelah sesama anak bangsa. Karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Sanggau untuk mewaspadai dan tidak terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang mengganggu keberagaman dan mengganggu pancasila.

“Dulu, ancaman kita adalah komunis, tapi sekarang yang muncul dan menjadi ancaman kita adalah khilafah. Kita tidak ingin di Sanggau ini masuk aliran-aliran sesat, termasuk di dunia pendidikan kita. Harus bersih dari paham-paham radikal. Sanggau ini rumah kita dan harus kita yang menjaganya,” pungkasnya.

Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyampaikan, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah intoleransi dan radikalisme. Karenanya, lembaga pendidikan harus diperkuat. Para pelajar harus diberikan ilmu yang sesuai dengan kurikulum.

“Sebagai orangtua, kita juga mempunyai tugas dan peran menjadi guru di rumah agar anak-anak kita tidak salah menyerap ilmu,” pesan Ontot.

Kepada masyarakat Sanggau, Ontot mengingatkan untuk tidak mudah terhipnotis dengan kejadian-kejadian di luar daerah.

“Handphone yang kita miliki ini sebenarnya sangat berbahaya, hoaks-hoaks ini mudah sekali masuk. Saya minta kalau kita menerima informasi dari media sosial, saya minta disaring benar-benar, kalau perlu dihapus,” pesannya.
Sementara itu, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sanggau, Rans Fimsy menyampaikan, dinamika yang terjadi ditanah air saat ini, harus disikapi dengan bijaksana, harus dengan kepala dingin bukan dengan emosi.

Terkait tentang RKUHP yang dipolemikkan hari ini, dijelaskan bahwa RKUHP tersebut sebenarnya sudah disusun sejak tahun 2005 oleh pakar hukum dan ahli hukum lainnya di tanah air.

“Tapi yang perlu saya ingatkan bahwa RKUHP yang kita gunakan saat ini adalah produk belanda. Pemerintah mencoba merubah itu sesuai dengan kondisi bangsa kita, termasuk adat istiadat dan budaya bangsa Indonesia. Prinsip RKUHP itu adalah mempunyai tujuan mulia, yakni melindungi seluruh masyararakat Indonesia,” jelasmya.

Pasi Ops Kodim 1204/Sgu, Kapten Agus Mulyanah pada kesempatan itu menyampaikan tentang ancaman disintegrasi bangsa, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Oleh karenanya, ia mengingatkan seluruh peserta yang mengikuti coffe morning untuk mewaspadai ancaman tersebut.

“Jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang berkembang di luar maupun yang masuk melalui handphone kita. Kabupaten Sanggau harus kita jaga bersama karena Sanggau milik kita,” pungkas Agus. (Ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *