Jumat , 22 November 2024
Home / BENGKAYANG / Dampak Pembangunan Pelabuhan Kijing, Hasil Tangkapan Nelayan Menurun 30 Persen

Dampak Pembangunan Pelabuhan Kijing, Hasil Tangkapan Nelayan Menurun 30 Persen

4cce95b1-d74d-4e79-9154-5632230de7db
KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Pemerintah Desa Sungai Duri bersama UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Kecamatan Sungai Raya melakukan musyawarah dengan para nelayan yang ada di Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Musyawarah dilakukan untuk merespon aspirasi nelayan sekaligus menepis isu yang beredar terkait usulan kompensasi bagi nelayan sebagai dampak dari pembangunan dan operasional pelabuhan Internasional Kijing Kabupaten Mempawah.

Setidaknya ada 90 orang nelayan yang diundang dalam musyawarah tersebut. Dalam kesempatan tersebut, satu persatu nelayan menyuarakan aspirasi mereka. Para nelayan mengeluh hasil tangkap yang menurun drastis, serta adanya persoalan terkait wilayah tangkapan mereka bergesekan dengan wilayah pelabuhan internasional Kijing.

Mulyadi meminta agar pemerintah desa dan dinas terkait memperjuangkan hak para nelayan yang hidup bergantung pada hasil tangkapan dan melaut. Selain itu, Mulyadi juga mengeluh alat tangkap ikan sering rusak akibat sampah atau sisa pengerjaan pelabuhan.

“Kita para nelayan juga mohon untuk diperjuangkan adanya kompensasi bagi nelayan Sungai Duri yang merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Sungai Kunyit, kabupaten Mempawah lokasi Pelabuhan Kijing,” ujarnya.

Kata Mulyadi, semenjak dibangunnya pelabuhan Internasional Kijing tersebut, hasil tangkapan ikan dan udang di pesisir mengalami penurunan.

“Meskipun kami di wilayah kabupaten Bengkayang namun kami mencari ikan juga diperairan yang sama dengan rekan kami nelayan kabupaten Mempawah. Kami mendukung dibangunnya pelabuhan. Namun kami juga minta keadilan,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Hermansyah selaku Penyuluh Perikanan Kecamatan Sungai Raya mengklarifikasi terkait isu yang beredar, pasalnya ada pihak tertentu yang menawarkan jasa untuk menguruskan kompensasi bagi nelayan Sungai Duri, atas dibangunnya pelabuhan Kijing sebagaimana yang sudah dilaksanakan bagi nelayan di wilayah Kabupaten Mempawah. Bahkan kabarnya beberapa nelayan sudah diambil datanya dengan iming-iming akan mendapatkan kompensasi.

“Hal tersebut tidak dibenarkan dan ilegal, karena tidak ada koordinasi dengan unsur pemerintah maupun dinas teknis di wilayah Kabupaten Bengkayang,” kata Hermansyah.

Hermansyah meminta kepada para nelayan untuk tidak mudah percaya dengan berita atau informasi yang beredar dan menyarankan untuk selalu berkoordinasi dengan UPT dan pemerintah desa.

Sementara itu, Kepala Desa Sungai Duri Rezza Herlambang terkait dengan aspirasi yang disampaikan oleh para nelayan harus dengan data yang kuat, disertai dengan usulan yang jelas sehingga pihak desa dapat menindaklanjuti.

Memang kata Rezza, dibandingkan dengan sebelum dibangunnya pelabuhan Kijing pendapatan nelayan lumayan besar, dibandingkan dengan setelah proses pembangunan. Tambah sebagian masyarakat bergantung sepenuhnya di laut.

“kalau musim tertentu mereka menangkap udang, musim lain mreka ambil udang rebon untuk bahan baku terasi (menjuluk), kalau musim paceklik mereka kerja serabutan kadang buruh atau kuli bangunan,” kata Rezza.

“Menyambut usulan nelayan tersebut Kepala Desa bersama UPT Kelautan dan Perikanan Kecamatan Sungai Raya berjanji akan menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada Dinas teknis di kabupaten sehingga dapat ditindaklanjuti,” tambah Rezza.

Rezza juga mengharapkan, agar selalu dibangunnya komunikasi yang baik baik para nelayan dengan pemdes. “Terimakasih sudah menyampaikan kepada kami, semoga usulan ini direspon oleh yang berwenang. Kami harapkan koordinasi bisa kita tingkatkan lagi. Kalau ada informasi lanjutan maka akan kami sampaikan kembali,” ucap Kades ini.
Ketua BPD Sungai Duri Djarni menambahkan, sebagai dampak dari pembangunan pelabuhan, ditambah nantinya ada jalur transportasi laut di wilayah sekitar nelayan menangkap ikan telah menyebabkan penurunan hasil tangkap. Selain kompensasi dana yang diharapkan oleh nelayan, pihak desa juga akan mengusulkan kompensasi tambahan, misalnya bantuan alat tangkap yg lebih modern, melakukan pelatihan dan bantuan budidaya perikanan, serta bantuan pemberdayaan pengolahan hasil laut.

“Hal tersebut akan jadi solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak pembangunan pelabuhan bagi nelayan pesisir, sehingga dapat memberikan jamin kesejahteraan pendapat masyarakat pesisir, khusus para nelayan,” tegasnya. (Titi)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Klaim Persentase Stunting di Sanggau Turun Drastis, Jadi Segini

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Meski persentase pervalensi stunting di Kabupaten Sanggau tahun 2024 naik-turun (fluktuatif), namun …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *