KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Bulan Agustus-September merupakan waktu berladang bagi para petani di Kabupaten Sanggau. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau menyebut total luas lahan yang akan ditanami 25.077 hektar.
“Tersebar di 13 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada,” kata Kepala Dinas Hangpang Hortikan Kabupaten Sanggau, H. John Hendri kepada wartawan Minggu (18/8).
Untuk rinciannya, lanjut John, juga sudah dipetakan. “Yang terkecil itu di Kecamatan Mukok, karena mungkin estimasinya di Mukok ini sudah banyak sawit jadi wajar. Paling tinggi berada di Kecamatan Jangkang, yaitu 5.984 hektar yang akan berladang di bulan Agustus – September,” terang John.
Selanjut, tambah John, ada beberapa lahan yang sudah ditebang tebas oleh masyarakat.
“Kami punya data sedikit walaupun tidak full per kecamatan tapi ada titik koordinatnya. Terutama di Kecamatan Meliau yang sudah siap bakar, tetapi mereka belum membakar karena hujan belum turun. Begitu ada hujan turun mereka langsung bakar dan seminggu kemudian setelah itu baru mereka nugal (tanam). Artinya, kondisi ini ada,” ungkapnya.
John berharap, pihak perusahaan yang berada di sekitar wilayah pertanian bisa membantu para petani.
“Tolong dibantu petani kami ini, karena tidak bisa diubah cara pertanian berladang mereka, mereka sudah tebang tebas sekarang tinggal waktunya mereka bakar. Tolong dibantu dan didampingi karena bagaimana juga mereka berada di kawasan perusahaan perkebunan,” pesannya.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Sanggau, Dishangpang Hortikan Sanggau sebagai Dinas tekhnis pernah melakukan dua cara. Namun cara tersebut ternyata tidak efektif mengatasi Karhutla di Sanggau. “Sudah pernah kami lakukan dua cara, tapi tidak mempan, itu kami akui,” terangnya.
Cara yang dimaksud John Hendri adalah tanam padi ladang bukan di bulan Agustus – September. Uji coba itu di lakukan Desa Punti Kayan Kecamatan Entikong.
“Ada hasilnya, tapi petani mengeluhkan banyaknya hama. Itu satu pengalaman kami,” akunya.
Cara yang kedua adalah dengan tanam tumpang sari, padi dan jagung. “Ternyata berhasil. Pak Camat Sekayam sudah pernah panen bersama kami,” tuturnya. (Ram)