KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Menjadi anggota DPR RI yang termuda dapil Kalimantan Barat bagi Maman Abdurrahman adalah suatu bentuk apresiasi dan kepercayaan masyarakat pada dirinya dan juga pertanggungjawaban pada masyarakat Kalimantan Barat kedepannya.
“Karena pada akhirnya, pasti yang dituntut masyarakat adalah saya harus menjadi wakil rakyat yang betul betul bisa membawa aspirasi masyarakat kalimantan barat,” ujarnya Minggu (12/5).
Sebagai anggota Komisi 7 DPR RI Fraksi Partai Golongan Karya, Maman Abdurrahman sudah mempunyai bekal yang cukup.
Banyak isu di Kalimantan Barat yang bisa diangkat ke tingkat nasional, seperti infrastruktur yang sampai kapan pun tetap menjadi misi utama bagi dirinya.
“Karena, masih banyak infrastruktur didaerah kita yang belum terfasilitasi yang sesuai dengan harapan kita,” terang dia.
Terkait isu pemberdayaan manusia di Kalimantan Barat, harus memberikan peluang sebesar besarnya pada anak muda untuk mendapatkan pendidikan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak dan mumpuni.
“Posisi saya sebagai anggota dewan adalah, bagaimana agar bisa mendorong anggaran pendapatan daerah baik sektor pendidikan maupun infrastruktur,” tutur dia.
Selain nantinya bisa membuka daerah daerah yang masih terisolir tapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat di Kalimantan Barat.
Ia menambahkan, banyak potensi sumber daya alam di kalimantan barat yang perlu politikal will pemerintah. Bagaimana kita harus mendorong, percepatan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Kalimantan Barat.
Proyek listrik tenaga nuklir ini adalah Proyek prestisius yang akan menyelesaikan permasalahan kelangkaan listrik. Hal ini kata Maman, adalah suatu solusi yang kompeherensif.
“Secara geografis Kalimantan Barat cukup memenuhi syarat dan yang kedua kita ada potensi uranium,” ungkap Maman.
Termasuk gas di natuna, di Kepulauan Riau. Harapan kita, gas pengelolaannya akan ditarik ke Sambas. Dua isu ini sangat besar yang akan kita angkat terus di tingkat nasional.
Jangka pendek, kita akan bangun pembangkit listrik tenaga uap. Dibeberapa daerah ada yang sudah berjalan proses konstruksinya.
Kita membuka ruang dan kesempatan untuk menarik investor dari luar untuk masuk ke Indonesia, pada saat prosesing gas dibangun di Paloh nantinya penyerapan lapangan tenaga kerja sangat luar biasa besar.
Saya rasa, dua isu itu yang paling penting. Kerena, jika itu nanti akan dibangun di Paloh, paling minimal akan memerlukan tenaga kerja ribuan orang.
“Ini memang target jangka panjang tidak mudah tetapi bukan tidak bisa, saya melihatnya perlu kita angkat isu ini agar menjadi perhatian kita bersama sama menjadi PR dan harapan kita untuk diwujudkan semaksimal mungkin,” pungkasnya. (jon)