Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Garda Borneo: Masyarakat Harus Berikan Hak Suara Ke TPS

Garda Borneo: Masyarakat Harus Berikan Hak Suara Ke TPS

P_20190416_165639_1

KALIMANTAN TODAY – Dirumah Adat Dayak Betang, Jalan Sutoyo, puluhan anggota Garda Borneo, mendeklarasikan pemilu damai dan mendukung penuh proses demokrasi agar berjalan dengan aman, lancar serta kondusif.

Sekjen Garda Borneo wilayah Kalimantan Barat, Salihin meminta pada masyarakat, untuk memberikan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Pihak keamanan menjamin, keamanan masyarakat untuk menyampaikan hak suara ke Tempat Pemungutan Suara (TPS),” ujarnya Selasa (16/04/2019).

Garda Borneo kata Salihin, menjadi mitra bersama dengan TNI dan Polri, dalam hal untuk menangkal hal hal atau gangguan gangguan yang terjadi dilapangan.

“Termasuk menangkal informasi-informasi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Terutama mengenai informasi yang bersifat menyebar kebencian serta hoaks,” papar dia.

Ia juga meminta, agar masyarakat untuk tidak mudah dan cepat menelan informasi informasi yang beredar. Jika mendapatkan informasi dalam bentuk apapun kata Salihin, terlebih dahulu mengkonfirmasi kepada pihak berwajib.

“Bila mana ada temuan-temuan, saya imbau kepada seluruh masyarakat serta anggota untuk segera melaporkan ke pihak berwajib, dalam hal ini adalah polri. Karena pihak ini yang paham terkait aturan-aturan menanggapi mana yang salah dan mana yang benar,” tuturnya.

Garda Borneo kata Salihin, juga ikuti serta berpartisipasi jika dalam masyarakat terjadi suatu bencana.

“Misalnya, di kami itu punya ambulance untuk membantu masyarakat-masyarakat yang kurang mampu untuk membawa mereka ke rumah sakit,” ucapnya.

Garda Borneo saat ini berdiri tidak hanya di Kalimantan Barat saja, namun sudah tersebar di provinsi Kalimantan Selatan,Tengah dan Utara. Mereka terkoneksi satu sama lain dalam menjalankan program apa saja yang telah ditetapkan.

Sebelum deklarasi dilakukan, kegiatan dibuka dengan sebuah tarian bernama Basaruh Semangat. Nama tarian ini diangkat dari bahasa Dayak.

Dalam tariannya, terdapat satu orang laki-laki yang bertugas memegang sesajian berupa ayam dan satu juga bambu yang dijadikan sebagai tongkat. Selain itu, di belakangnya diikuti sebanyak tujuh orang, dengan rincian lima perempuan dan dua orang laki-laki.

Tarian ini bermakna untuk memanggil roh-roh leluhur yang telah dipanggil oleh Jubata (Yesus Kristus) ke alam surga, kemudian dipanggil kembali untuk berkomunikasi ke alam dunia.

“Maka dengan musik dan tarian itu tadi, kami memanggil para sakti-sakti leluhur kami, agar Jubata dapat memanggil kembali roh-roh mereka atau semangat mereka,” jelas Salihin.

Kemudian, setelah diyakini roh-roh yang dipanggil datang kembali, mereka berharap roh ini membantu masyarakat-masyatakat yang tengah tertimpa musibah. “Tadi kita lihat, mereka bernari dengan damai sekali, ditambah alunan musik itu. Agar Jubata tahu bahwa mereka (penari) benar-benar meminta untuk roh itu kembali membantu kami,” ungkapnya.

“Kalau dalam bahasa dayak ada yang namanya batubuh rinyakn batubuh lanso, sehat, selamat, gagas, calink,” tambahnya.

Kata dia, hubungan tarian ini dengan kegiatan deklarasi ini adalah, selain mempertahankan budaya Dayak yang ada, juga bertujuan memanggil semangat masyarakat agar berbuat yang baik, dalam hal ini menggunakan hak suaranya. Semangat memperjuangkan demokrasi negara. “Karena di sini, tarian tadi ada sistematis, spritualnya, serta mereka juga ada yang namanya ‘pemanek’, yaitu yang sifatnya mampu memenejemen,” pungkasnya. (jon)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Akui Prevalensi Stunting di Sanggau Fluktuatif, Ini Penyebabnya

    KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pemda Sanggau terus berupaya  menekan dan mengatasi stunting. Hanya saja, hingga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *