
KALIMANTAN TODAY, LANDAK – Pemerintah Kabupaten Landak mengambil langkah serius dalam upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Landak.
Salah satu bentuk keseriusan dilakukan Pada Senin 14 April 2025 kemarin, dihadiri Sekda Landak, serta seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah maupun pihak terkait lainnya diantaranya Kepala BPS Landak, Rektor Universitas Katolik Agustinus Hippo, Ketua TP-PKK, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama, Ketua Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IpeKB), bahkan hingga Kepala Desa, Bupati Landak, Karolin Margret Natasa bersama Wakil Bupati Landak, Erani, melakukan rapat koordinasi percepatan penurunan stunting.
Saat dikonfirmasi terkait upaya percepatan penanganan stunting, Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, menuturkan dari evaluasi yang dilakukan ditemukan beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus.
Lonjakan kasus menurutnya salah satunya disebabkan masih ada masyarakat yang belum disiplin membawa anaknya ke posyandu terdekat.
“Kadang-kadang muncul mendadak, anak kondisinya sudah enggak bagus sudah dalam kondisi yang memerlukan penanganan. Sehingga menambah angka stunting yang sebenarnya tadinya sudah mulai menurun,” jelas Karolin saat di wawancara usai pelantikan kepengurusan PKK, selasa (15/04/25).
Untuk itu, Bupati Karolin mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh dengan tidak membawa anak ke posyandu.
Sebab dengan mengikuti posyandu petugas bisa memantau tumbuh kembang anak, sehingga bisa dilakukan langkah pencegahan dan upaya sejak dini untuk memastikan tumbuh kembang anak maksimal.
Dalam upaya percepatan penanganan stunting, Karolin menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Landak tengah merumuskan penanganan berupa membuat pusat rujukan stunting.
Tempat yang akan dibentuk ini nantinya menjadi lokasi penanganan bagi anak-anak yang mengalami stunting, baik dari sisi kesehatan maupun edukasi kepada para orang tua terkait pentingnya gizi anak.
“Jadi nanti kita akan membuat sebuah tempat untuk penanganan stunting. Jika memang ada penyakit kronis, ada kondisi-kondisi khusus yang menyebabkan stunting kita akan membenahi terlebih dahulu, selain kita melakukan edukasi kepada keluarga, kepada ibu,” kata Karolin.
Sambil proses penanganan dan edukasi dilakukan saat dipulangkan anak sudah dalam kondisi stabil dan penyakit yang ada bisa dipulihkan.
Sehingga diharapkan dengan kondisi kesehatan anak yang membaik termasuk orang tua yang sudah mendapat edukasi dan menerapkannya, maka kondisi anak bisa mengejar tumbuh kembang yang maksimal.
Saat mengukuhkan Ketua dan melantik pengurus TP PKK, TP Posyandu dan Dekranasda, Karolin turut menekankan kolaborasi pengentasan stunting.
Bupati Landak, Karolin juga mengatakan, dari hasil evaluasi peningkatan kapasitas masyarakat yang masih sangat kurang memahami gizi anak, terutama para orang tua baru.
Sehingga nantinya juga akan dilakukan peningkatan kapasitas atau pembinaan bagi para penyuluh posyandu untuk membantu dalam memberikan edukasi dan menangani stunting di Kabupaten Landak.
“Kalau kita bicara kemiskinan itu salah satunya, kalau kita bicara kesehatan lingkungan itu juga salah satunya. Tetapi sebenarnya faktor yang paling utama adalah pengetahuan, kapan anak boleh diberi nasi, kapan anak boleh diberi makan, diberi makan apa dan lain-lain,” tutup Karolin. (*)