Jumat , 22 November 2024
Home / LANDAK / Pembangunan Asrama Suster di Serimbu, Karolin: Hidup Diasrama Membuat Kita Lebih Mandiri

Pembangunan Asrama Suster di Serimbu, Karolin: Hidup Diasrama Membuat Kita Lebih Mandiri

53020217_10215028412926635_4266059533282967552_n

KALIMANTAN TODAY, Landak – Bupati Landak dr Karolin Margret Natasa bersama Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus meresmikan pembangunan asrama suster di Paroki Serimbu, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Senin (4/3/2019).

Pembangunan asrama tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama dan pemberkatan lokasi lahan yang akan dibangun. Asrama dan susteran ini nantinya akan di kelola oleh Kongregasi Suster-suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA).

“Disini akan dibangun tiga unit bangunan, yang pertama digunakan untuk susteran, kemudian lagi akan dibangun satu unit asrama yang bisa menampung 40 orang, serta satu bangunan aula lengkap dengan ruang makan, dapur dan ruang belajarnya,” ujar Uskup Agung Agustinus Agus, Senin siang.

“Sengaja kita lengkapi seperti ini dengan harapan pembinaan diasrama harus sesuai dengan jaman now. Tidak boleh sama dengan 50 tahun yang lalu karena karakter anak-anak sekarang juga sudah berbeda,” ujar Uskup.

Sejak gereja katolik masuk ke kalimantan Barat, sambung Uskup Agung, kepedulian terhadap umat pedalaman adalah sesuatu yang harus dilakukan dan kemudian sampai saat ini juga masih tetap ada. Harapannya dengan keberadaan asrama ini para orang tua harus menyadari bahwa pendidikan sangat penting.

“Hadirnya suster dan bina asrama bagi saya adalah peran yang besar untuk mendidik karakter kepribadian orang tersendiri. Ilmu mungkin bisa kita dapatkan disekolah kita, tapi kepribadian, karakter, keimanan harus ditambah dengan pendidikan yang prima,” ujar Uskup Agung.

Sementara itu Bupati Karolin berharap dengan adanya asrama susteran tersebut, bisa terus meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Landak. Sejak dilantik menjadi Bupati pada 2017 lalu, bidang pendidikan merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama Karolin dalam membangun Kabupaten Landak.

“Sehingga nanti pada akhirnya, mungkin tidak di jaman saya, tidak di jaman bapak dan ibu, tapi di jaman anak dan cucu kita, kita bisa merasakan hasilnya,” ujar Karolin.

“Ukurannya tidak akan seketika setahun dua tahun tetapi ini adalah tanggung jawab kita bersama agar anak-anak kita mendapatkan peluang, kesempatan untuk bisa meningkatkan penghidupan dan nasib mereka,” pungkasnya.

Persoalan pendidikan, sebut Karolin, adalah awal dari segala-galanya, termasuk masalah kemiskinan. Ketika pendidikan tidak baik dan tidak dalam kondisi ideal maka itulah menyebabkan masyarakat jatuh dalam kondisi kemiskinan absolute.

Artinya kemiskinan yang sudah tidak bisa tertolong lagi dalam arti kesempatan untuk menaikkan status sosial ekonomi menjadi hilang.

“Makanya saya paling sedih kalau ada orang putus sekolah karena hamil sehingga perempuan dan laki-lakinya berenti sekolah, maka satu generasi itu akan miskin lagi, tidak ada lagi kesempatan seseorang itu akan naik dari sisi penghidupannya,” kata Karolin.

“Hidup diasrama membuat kita lebih mandiri, disiplin, pendidikan terjamin. Oleh karena itu ibu bapak jangan ragu memasukkan anaknya diasrama,” tutup Karolin. (*)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Klaim Persentase Stunting di Sanggau Turun Drastis, Jadi Segini

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Meski persentase pervalensi stunting di Kabupaten Sanggau tahun 2024 naik-turun (fluktuatif), namun …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *