Sabtu , 23 November 2024
Home / NEWS / Harga Semen di Perbatasan Melejit Setelah BBM Naik

Harga Semen di Perbatasan Melejit Setelah BBM Naik

Foto—Camat Entikong, Kosmas Yul/Ist

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berimbas pada lonjakan harga barang lain di Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Tak terkecuali untuk harga bahan bangunan terutama produk semen.

Di desa yang berhadapan langsung dengan Malaysia ini, harga semen sekarang mencapai Rp140 ribu/sak. Naik Rp30 ribu/sak dari sebelumnya Rp110 ribu/sak.

Camat Entikong, Kosmas Yul mengungkapkan melonjaknya harga semen tersebut karena naiknya ongkos angkut naik. Kenaikan mulai terjadi sejak penyesuaian harga BBM diberlakukan pada 3 September 2022.

“Memang ada yang mengalami kenaikan harga, misalnya semen. Sekarang harga semen Rp140 ribu, dulu Rp110 ribu, karena ongkos angkut naik sejak adanya kenaikan BBM ini,” ujar Camat Entikong, Kosmas Yul usai memantau harga dan ketersediaan kebutuhan masyarakat Desa Suruh Tembawang, Senin (19/09/2022).

Selain harga semen yang melonjak, diungkapkannya, BBM di pedagang eceran juga melambung. Pertalite misalnya, bila di SPBU perliter dibanderol Rp10 ribu, di kios-kios eceran di Desa Suruh Tembawang mencapai Rp17 ribu/liter.

“Karena jauh jaraknya dari ibukota kecamatan, ongkos angkutnya jadi agak tinggi. Kalau di SPBU perliternya Rp10 ribu, di Suruh Tembawang bisa sampai Rp17 ribu/liter,” ucapnya.

Ditanya soal harga bahan pangan di Suruh Tembawang, Kosmas Yul menjelaskan sejauh ini tidak terlalu bergejolak. Pasalnya, sebelum penyesuaian harga BBM diberlakukan, harga bahan pangan sudah terkerek naik lebih dulu.

“Bahan pangan tidak ada persoalan, karena sudah lebih dulu naik. Misalnya beras, sekarang Rp12 ribu/kilogram, minyak goreng Rp20 ribu/liter, kemudian gula pasir Rp18 ribu/kilogram,” jelas dia. (ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *