Minggu , 24 November 2024
Home / BENGKAYANG / Warga Seluas digegerkan Penemuan mayat pasutri sudah busuk di Kebun Sawit

Warga Seluas digegerkan Penemuan mayat pasutri sudah busuk di Kebun Sawit

 

KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Warga di Dusun Sinar Galih, Desa Seluas, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang digegerkan Penemuan mayat pasutri yang sudah busuk dan tinggal tulang di kebun sawit oleh warga, Minggu (27 dan 28 Agustus 2022)

Warga Seluas, Gustian membenarkan penemuan mayat pasutri yang lanjut usia tersebut. Kepada Suara Pemred, Gustian menceritakan, bahwa dari penemuan warga tersebut pertama ditemukan mayat laki-laki berinisial R, yang merupakan warga transmigrasi Pereges, Seluas.

Gustian menyatakan, R sudah tak kelihatan sekitar dua Minggu dengan aktivitas biasanya. R ditemukan warga pereges dalam rangka tracking batas tanah untuk proses proses sartifikat pada hari Sabtu (27/8), dan istrinya pada hari Minggu, yang ditemukan tak jauh dari mayat sang suami.

“Sudah dua Minggu warga tak pernah melihat aktivitas dari keluarga R, dan pas ada warga yang mengukur batas tanah dilokasi tersebut mereka menemukan R sudah busuk dan sisa tulang belulang,” ucap Gustian.

Lokasi ditemukannya R kata Gustian, memang jalan pintas terdekat melalui perkebunan sawit yang jarang dilalui warga. Sehingga tak mudah ditemukan.

“Setelah menemukan R, warga juga mencari istri R dan ditemukan sudah tak bernyawa , dan sudah membusuk. Hanya saja jika dilihat waktu kejadian tidak sama. Kalau kita lihat suaminya sudah sisa tulang, dan istrinya masih proses pembusukan, berati beda waktu kejadian,” ucap Gustian.

Gustian juga menceritakan istri R yang diketahui selama ini memang sudah sakit-sakitan, dan sang suami lah yang kerap membeli obat untuk istrinya.

Ketahui juga, R dan istri memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki kebutuhan khusus. Saat ini, anak perempuan R masih dalam pencarian. Sementara anak laki-lakinya ditemukan di rumahnya dalam keadaan yang baik. Hanya saja, dia memiliki kebutuhan khusus.

“Diketahui yang bersangkutan asal dari suku Sunda yang ikut jadi anggota Transmigrasi tahun 1998 yang dikenal selama ini adalah warga sangat miskin. Hari ini warga masih mencari seorang anaknya yang masih belum diketahui posisinya,” ujarnya.

Gustian juga menceritakan, dalam kesederhanaan keluarga R, mereka tidak pernah meminta-minta pada warga lainnya. Mereka hidup dengan baik dan rajin sembahyang lima waktu secara Islam makan dari hasil yang seadanya. Untuk lebih jauh, dia pun tak mengetahui percis aktivitas atau pemasukan lain untuk biaya hidup keluarga R.

“Saya juga belum konfirmasi sekarang status mereka apa, yang pasti mungkin ada warga yang menyumbang untuk akan makan minum mereka. Memang istrinya dulu biasa ngurut orang, dan mereka kalau keluar ke pasar Seluas jalan kaki,” imbuh Gustian.

Sedikit banyak lanjut Gustian, dia cukup mengenal baik keluar R. Kadang-kadang ia menawarkan makan minum jika berjumpa serta memberi sedikit uang dan tumpangi dia untuk naik mobil dari pereges ke Seluas. Atas peristiwa ini, Gustian juga merasa prihatin atas musibah yang menipa keluarga R. Dia berharap, anak R yang laki-laki bisa diurus negara sebagaimana yang diamanatkan dalam UU. Ia juga berharap Komisi Perlindungan Anak (KPA) RI dapat melindungi dan bertanggungjawab terhadap anak R yg bernama SAMSUL dengan kebutuhan khusus dan miskin itu.

“Anak-anak seperti inilah yang harusnya dipilihara negara, atau KPA Itu. Jangan hanyak anak-anak di kota yang terlihat. Coba lihat di daerah banyak anak-anak butuh bantuan,” kata Gustian.

“Kita juga berharap pemerintah bisa melihat situasi ini, dan anak perempuan R semoga cepat ditemukan,” timpalnya. (Titi).

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Gelar Germas di Kantor Camat Kapuas, Stepanus Jonedi: Upaya Preventif agar Masyarakat Sehat

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kecamatan Kapuas menjadi lokasi kelima Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *