KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Kapolresta Pontianak Kota, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, telah membuat sayembara untuk menemukan pelaku pemain kelayangan yang menyebabkan jatuhnya korban.
Dalam kejadian itu, tiga orang harus dirawat secara intensif di rumah sakit Yarsi Kota Pontianak, dan satu orang pengendara sepeda motor tewas. Kejadian ini terjadi di Jalan Tanjung Harapan, Gang Potlot, Kecamatan Pontianak Timur, Jumat (25/01/2019).
Sayembara tersebut sudah dikeluarkan beberapa hari lalu yang berisi larangan serta menghentikan permainan layang layang, Maklumat tersebut, bertujuan agar tidak ada lagi korban yang jatuh.
“Kami memang kesulitan untuk menemukan pelaku tersebut. Oleh sebab itu, jika ada masyarakat yang mengetahui dapat berpartisipasi dalam usaha menemukan pelaku,” ujarnya Senin (27/01/2019).
Anwar juga berjanji, siapapun yang bisa menemukan pemain layang, terutama pelaku pemain layang-layang yang menyebabkan korban meninggal beberapa hari lalu, akan diberikan hadiah atau bonus berupa sejumlah uang.
“Bilang, kalau pak kalporesta, buat sayembara, barang siapa yang tahu segera laporkan. Namanya (pelapor) akan dirahasiakan, lapor ke nomor 0561734900 atau langsung ke nomor handphone saya. Kasi bonus, apalagi yang buat jatuh korban kemarin,” ungkap Anwar
Seperti yang diketahui, sebelumnya, layang-layang ini menyebabkan dua korban anak anak yang masih duduk di sekolah dasar kelas lima dan kelas dua, atas nama Apen dan Asen. Keduanya adalah adik-beradik, tinggal di Gang Keluarga, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya
Kedua kakak adik ini kata Anwar, tengah mengejar kelayangan Senin (21/01/2019) yang putus. Layang-layang yang dikejarnya itu tersangkut dikabel listrik bertegangan tinggi. Keduanya terkapar di tempat, nyawa Apen tidak sempat diselamatkan.
Beberapa hari kemudian, Jumat (25/01/2019), di Jalan Tanjung Harapan, Gang Potlot, Kecamatan Pontianak Timur, tiga orang harus dirawat secara intensif di rumah sakit Yarsi Kota Pontianak. Satu orang pengendara sepeda motor tewas.
Adapun korban tersebut bernama Eli (17), Putri (14) dan Fitriani (15), ketiganya adalah pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Serta Agustami (38), yang meninggal di tempat karena berusaha menyelamatkan tiga orang korban tersebut. (jon)