KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Koordinator Gerakan Masyarakat Peduli TBC Sanggau, Romy Sahman mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia, jumlah penderita TBC mencapai 845 ribu dengan angka kematian sebanyak 98 ribu atau setara dengan 11 kematian per jam menurut WHO Global TB Report.
Romy mengatakan pada peringatan Hari TB Sedunia (HTBS) tahun 2022 mengangkat tema global yakni Invest to End TB, Save Lives. Sementara untuk tema HTBS Konsorsium Komunitas adalah Perkuat Dukungan untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Jiwa.
“Tema ini bertujuan untuk saling bahu-membahu dalam melaksanakan peran masing-masing elemen di masyarakat untuk mendukung program pemerintah dalam Eliminasi TBC tahun 2030. Kader, merupakan garda terdepan dari program berbasis komunitas dan sebagai bentuk investasi utama dari komunitas yang merupakan perwujudan nyata dari kegigihan dalam Gerakan TBC,” jelasnya, Selasa (05/04/2022).
Di Sanggau, lanjut dia, tahun 2021 lalu, temuan penderita TB oleh kader Sanggau sebanyak 134 kasus. Artinya kader telah memberi kontribusi sebesar 24 persen kepada capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau (567 kasus) atau 13 persen kontribusi dari target Dinas Kesehatan (1.012) kasus yang harus ditemukan pada tahun 2021.
Romy menambahkan, dari segi jumlah kasus dalam empat tahun terakhir, di tahun 2018 di Sanggau terdapat 859 kasus. Kemudian, di 2019 terdapat 843 kasus, tahun 2020 terdapat 637 kasus dan 2021 terdapat 567 kasus.
“Di tahun 2021 untuk treatment coverage (pengobatan) yaitu 56 persen dan success rate 88 persen, untuk menuju eliminasi TB tahun 2030 dua indicator itu harus 90 persen. Maka atas dasar tersebut kami yang bersama-sama menyebut diri sebagai Gerakan Masyarakat Peduli TBC Kabupaten Sanggau yang kali ini bergabung dari tujuh organisasi yakni, Yayasan Bina Asri, Pemuda Muhammadiyah, Konsorsium Penabulu STPI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sanggau, Nasyiatul Aisyiyah, Komunitas Sei. Sengkuang Peduli TB, dan Serikat PEKKA. Ketujuh organisasi ini hadir untuk bergotong royong membantu pemerintah dalam upaya Eliminasi TB tahun 2030,” terangnya.
Terkait eliminasi TBC, Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengatakan tugas tersebut, dari segi pemerintah tentu tidak hanya Dinas Kesehatan, tetapi juga camat, kepala desa dan kepala kewilayahan. Intinya, semua elemen harus bergerak secara bersama-sama.
“Sudah saya ingatkan, agar kerja kita ini tidak sia-sia, tentunya harus kerja dengan sungguh-sungguh. Selain itu, kita juga harus teredukasi apa yang menjadi faktor utama penyakit ini. Apakah keturunan atau lainnya. Jadi edukasi ke masyarakat juga harus benar. Apalagi penularannya (TBC) cukup besar dan berbahaya,” ujar Wabup Yohanes Ontot. (Ram)