KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Dibunnak) Kabupaten Sanggau, Syafriansyah mengingatkan akan bahaya African Swine Fever (ASF) atau ‘Demam Babi Afrika’ yang disebabkan virus.
“Kalau untuk babi, virus ini sangat berbahaya. Karena kalau terkena berisiko terhadap kematian massal. Kalau ada populasi, misalnnya 10 ekor, bisa langsung. Paling lama hitungan hari. Kalau kondisi binatang ternak yang tidak steril, bisa hitungan jam (mati),” kata Syafriansyah, Jumat (15/10/2021).
Meski diakuinya, sampai saat ini belum ada kasus di Kabupaten Sanggau. Namun informasi terakhir yang ia terima, virus ini sudah menyerang beberapa daerah di Kabupaten Sintang.
“Datangnya dari Kapuas Hulu. Diduga datang dari Malaysia,” tambahnya.
Ia menyebut, gejala pada babi yang terkena virus tersebut antara lain hilang nafsu makan, lemas, kemudian langsung mati.
“Itu prosesnya sangat cepat. Memang sedikit lega, karena virus ini tidak bisa menular kepada manusia,” terangnya.
Hanya saja jika sampai menyerang babi ternak, secara ekonomi akan berdampak. Syafriansyah menyebut masyarakat di Kabupaten Sanggau masih sebagian besar mengonsumsi babi, sebagai salah satu sumber protein hewani yang penting.
“Bisa bayangkan kalau babi ini sampai musnah karena virus ini, masyarakat akan kesulitan mendapatkan sumber protein,” kata dia.
Syafriansyah mengaku juga sudah melakukan sosialisasi pada para peternak, seperti mengeluarkan surat edaran bupati melalui Camat dan lurah, hingga.
“Kita juga sudah mengumpulkan petugas-petugas peternakan di kecamatan-kecamatan untuk menyosialisasikan, bukan cuma peternak tapi juga masyarakat,” sebutnya.
Sebelumnya pada Rabu (13/10/2021) petugas Dinas Peternakan Kalbar juga sudah datang ke Sanggau melakukan sosialisasi. Utamanya dalam hal pencegahan.
“Jika babi peternak terkena virus tersebut, yang harus dilakukan adalah pemusnahan dengan dibakar. Jangan membuang bangkai babi di sungai. Kemudian juga lakukan sterilisasi kandang dengan menyemprotkan disinfektan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Sarimin Sitepu, mengaku belum mengetahui terkait virus tersebut.
“Biasanya kita mendapat surat resmi dari Kemenkes. Jadi baru ini kita dengar ‘Demam Babi Afrika’ itu apa, belum ada informasi yang kita dapat sama sekali. Masih blank,” kata Sarimin singkat. (Ram)