KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Gubuk bambu, beratap daun sagu. Di gubuk itulah, selama 12 tahun, Darius Alek Lohin, 40, bersama keluarganya tinggal. Warga Desa Entakai, Kecamatan Kapuas ingin sekali memiliki rumah layak huni. Meski ia tahu impiannya sulit terwujud lantaran sehari-hari ia bekerja sebagai buruh penoreh karet.
Lohin tinggal bersama istrinya, Revi Alisa, 38. Mereka dikaruniai dua anak, Hifolitus Divo, 11, dan Teodora Tea Alberta, 3.
“Kalau musim hujan kami susah tidur karena rumah bocor terkena hujan,” kata Lohin kepada wartawan, Minggu (30/5/2021).
Ia berharap Pemerintah mau membantunya dengan program bedah rumah. Karena untuk membangun dengan uang sendiri dirasa sangat sulit.
“Kalau bantuan dari pemerintah memang ada. Berupa BLT. Kami bersukur sekali dapat bantuan itu. Tapi kami sangat berharap juga bantuan bedah rumah dari pemerintah supaya kalau hujan kami tenang, tidak takut lagi kalau bocor,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin Dinsos P3AKB Kabupaten Sanggau Valentinus Sudarto menyampaikan, Pemkab Sanggau sebenarnya telah membukakan peluang kepada masyarakat melalui Pemerintah Desa untuk melakukan usulan bantuan sosial (bansos) termasuk bansos Rumah Tak Layak Huni (RTLH).
“Terkait hal ini, maka kami akan melakukan koordinasi dengan pihak desa agar segera mengusulkan KPM tersebut untuk mendapatkan bantuan stimulan bahan bangunan RTLH dan akan melakukan peninjauan ke lokasi,” ujar Valen via WhatsApp, Senin (31/5/2021).
Jika memang memenuhi persyaratan yang ditentukan, lanjutnya, akan diusahakan dibantu tahun ini. Diharapkan pengerjaannya menggunakan konsep semangat Dompu yaitu dikerjakan dengan gotong-royong.
“Kita lihat dulu ke lokasi seperti apa. Kalau memang memenuhi syarat kita usahakan tahun ini dikerjakan,” pungkasnya. (*)