Rabu , 27 November 2024
Home / NEWS / Kasus Stunting di Sanggau Capai 3.754 Kasus di Triwulan Pertama 2021

Kasus Stunting di Sanggau Capai 3.754 Kasus di Triwulan Pertama 2021

Foto—Bupati saat memimpin rakor dan sosialisasi penurunam angka stunting yang dipusatkan di aula BAPPEDA Sanggau, Kamis (15/4/2021).

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi memimpin rapat koordinasi (Rakor) dan sosialisasi tentang penurunan angka stunting dan rencana aksi tahun 2021-2022 yang digelar di lantai dua BAPPEDA Sanggau, Kamis (15/4/2021).

Kegiatan yang diinisiasi BAPPEDA Sanggau itu dihadiri juga Kepala BAPPEDA Yulia Theresia, Ketua TP PKK Arita Apolina, Plt Kepala Dinas Kesehatan Ginting, Kadis Kominfo, Joni Irwanto, Diretur RSUD MTh Djaman dr. Edy Suprabowo, Kepala Dinsos P3AKB Sanggau, Aloysius Yanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sanggau Soedarsono, Kadis Perindagkop dan UM Sanggau Syarif Ibnu Marwan, OPD terkait dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Sanggau.

Kepala bidang Promosi Kesehatan (Promkes) pada Dinas Kesehatan Sanggau, Najori mengungkapkan data jumlah kasus stunting di Kabupaten Sanggau. Tahun 2020 sebanyak 3.111 kasus dari sasaran balita 44.230 atau 28,50 persen dari jumlah sasaran.

Sementara tahun 2021 triwulan pertama (Januari, Februari, Maret) ada sekitar 3.754 balita yang mengalami stunting atau 21,74 persen dari sasaran 39.861.

“Entri data yang masuk baru 35,34 persen. Nanti kita tunggu sampai akhir tahun,” kata Najori kepada wartawan usai mengikuti Rakor.

Bupati Sanggau Paolus Hadi usai memimpin Rakor menyampaikan cukup tingginya angka stunting di Kabupaten Sanggau dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya soal gizi. Karenanya harus ada intervensi soal itu.

“Kalau bicara gizi maka itu terkait Dinas Kesehatan. Kemudian dukungan lain bagaimana gizi itu bisa baik, termasuk unsur makanan yang tersedia, juga akses atau kemudahan masyarakat memperoleh gizi itu,” kata PH, sapaan akrab Paolus Hadi.

Dikatakannya, menangani stunting, harus dilakukan secara terencana dan baik, terutama persoalan data yang harus singkron dengan kondisi di lapangan, sehingga memudahkan langkah dan strategi menurunkan angka stunting.

“Harus ada langkah strategis. Stunting bisa dilihat dan diukur di masyarakat melalui Posyandu salah satunya. Untuk Sanggau dari 885 dusun baru 600-an dusun yang sudah memiliki Posyandu. Karena itu kita akan dorong setiap dusun memiliki Posyandu,” ungkapnya.

Kemudian, sasaran strategis untuk menurunkan angka stunting ini adalah melalui pendidikan anak usia dini. Tak kalah pentingnya, kata PH, adalah keterlibatan dunia usaha. Melalui CSR mereka bisa membantu menurunkan angka stunting. Misalnya dengan memberikan makan atau minuman bergizi melalui program CSRnya. (ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

250 Orang Ikuti Peringatan HKN ke-60 di Tayan Hilir 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Tak hanya di gedung Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, peringatan Hari Kesehatan Nasional …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *