JAKARTA – Sejumlah berang bukti disita dalam operasi penangkapan terduga teroris di Condet Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dipampang di Mapolda Metro Jaya. Atribut Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) ditampilkan.
Pantauan di lapangan, barang bukti itu dijejerkan di atas meja ukuran panjang yang disediakan di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Beberapa barang di antara adalah buku-buku, senjata tajam, poster, bahan-bahan kimia dan beberapa pakaian serta topi.
Dari beberapa properti yang paling mencolok adalah munculnya kaos dan topi beratribut Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI).
Sebuah kartu anggota Front Pembela Islam (FPI) menjadi salah satu barang bukti penangkapan terduga teroris di Jakarta Timur. Tertulis nama identitas pemilik kartu anggota FPI tersebut, yakni Husein Hasny.
Dalam kartu anggota FPI itu, Husein Hasni tertera berkedudukan sebagai Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia memiliki NIF: 11.03.05/004.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menyatakan belum mau menyimpulkan kaitan antara kaos dan topi berlogo FPI dan LPI dengan empat terduga teroris yang diamankan. Menurut Fadil, hal itu menjadi ranah Densus 88 Antiteror untuk menelusuri lebih jauh.
“Semua barang bukti yang ditemukan akan menjadi temuan awal dari teman-teman penyidik Densus 88 Antiteror. Iya termasuk itu (FPI), jika ada keterkaitan itu kan,” kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/3).
Barang bukti lain yang juga diamankan dalam penggerebakan itu yakni satu buah parang, handphone merk Oppo F11, dompet dan uang tunai dari penggerebekan ZA di Bekasi.
“BB yang disita adalah dari saudara ZA, satu buah parang, hp Oppo F11, dompet, debit MNC bank, e-money, kartu dapur rasa, flash, atm bank DKI, KTP atas nama ZA, kartu asuransi kecelakaan, KTP, dua buah surat tilang, kabel data, uang tunai Rp 3.056.000, dua bungkus rokok, dua korek api dan masker. AJ, merk Redmi Note 7, ditemukan pada badannya, HH, hp dan identitas diri,” ungkapnya.
Selain itu, dari penggeledahan itu juga ditemukan lima bom aktif uang yang sudah terkait dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari Triaseton Triperoksida (TATP).
“Dari temuan handak beserta bahan baku yang ada sesuai dengan perhitungan dari tim bhwa TATP dari 5 bom toples dengan berat 3,5 kilogram, diperkirakan dapat membuat sekitar 70 bom pipa,” ujar dia.
Fadil mengatakan, yang terpenting, saat ini Densus 88 Antiteror dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil mencegah pelaku teror yang berniat mengacaukan wilayah DKI Jakarta.
“Upaya-upaya melakukan teror, dengan menggunakan bahan peledak atau bom di DKI Jakarta bisa kita monitor, deteksi dan cegah sehingga Jakarta lebih khusus menjelang bulan suci Ramadhan tetap dalam situasi kondusif,” tandas dia.
4 Peran Terduga Teroris Ditangkap
Sebelumnya, empat terduga teroris ditangkap di Condet, Jakarta Timur dan Bekasi oleh Tim Satgaswil Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror DKI Jakarta bersama Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Hasil penyelidikan mereka memiliki peran masing-masing.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, empat orang ditangkap yakni ZA (37), BS (43), AJ (46). Sementara seorang lainnya berinisial HH (56) ditangkap di Condet, Jakarta Timur.
“Adapun peran saudara ZA adalah membeli bahan baku dan bahan peledak seperti aseton, HCL, termometer dan alumunium foder. Memberitahukan kepada saudara BS cara pembuatan dan cara pencampur adukan cairan-cairan yang sudah disiapkan tersebut,” kata Fadil saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (29/3).
“Yang kedua adalah saudara BS, peran adalah mengetahui pembuatan handak dan cara membuat handak, menyampaikan kepada saudara NAJ terkait dengan takjil, mereka mengistilahkannya dengan istilah takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar,” sambungnya.
Selanjutnya yakni AJ. Dia berperan mengetahui dan membantu saudara ZA dalam pembuatan bahan peledak serta bersama-sama dengan BS mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka persiapan-persiapan melakukan teror dengan menggunakan bahan peledak.
Sedangkan, satu tersangka lain inisial HH (56) ditangkap di Condet, Jaktim. Fadil menyebut, peran sangat penting. Selain sebagai penyandang dana, HH juga memberikan tutorial merangkit bom dalam bentuk video.
“Saudara HH ini yang memiliki peran yang cukup penting di dalam kelompok ini. Dia yang merencanakan, mengatur, teknis dan taktis pembuatan bersama dengan saudara ZA,” ujarnya.
“Hadir dalam beberapa pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini, membiayai dan mengirimkan video teknis pembuatan kepada ketiga tersangka lainnya,” sambungnya.
Dari hasil penangkapan tersebut, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti satu buah parang, handphone merk Oppo F11, dompet dan uang tunai dari penggerebekan ZA.
“BB yang disita adalah dari saudara ZA, satu buah parang, hp Oppo F11, dompet, debit MNC bank, e-money, kartu dapur rasa, flash, atm bank DKI, KTP atas nama ZA, kartu asuransi kecelakaan, KTP, dua buah surat tilang, kabel data, uang tunai Rp 3.056.000, dua bungkus rokok, dua korek api dan masker. AJ, merk Redmi Note 7, ditemukan pada badannya, HH, hp dan identitas diri,” ungkapnya. (Sumber: merdeka.com)