Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Sepanjang Tahun 2020, 8 Penderita TBC di Sanggau Meninggal

Sepanjang Tahun 2020, 8 Penderita TBC di Sanggau Meninggal

Foto—Sarimin Sitepu

 

SANGGAU. Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Sarimin Sitepu mengungkapkan, hingga September 2020 jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) di Bumi Daranante, julukan Kabupaten Sanggau mencapai 443 orang.

“Tahun 2016 ada 617 kasus, tahun 2017 ada 815 kasus, tahun 2018 ada 858 kasus, tahun 2019 ada 843 kasus dan tahun 2020 sampai dengan bulan September ada 443 kasus. Sebarannya paling banyak di Kecamatan Kapuas, Meliau, Tayan Hulu dan Bonti, paling sedikit kasus di Noyan dan Beduai,” katanya, Selasa (3/11/2020).

Untuk kasus meninggal, disebutkan Sarimin, pada tahun ini ada 8 orang yang meninggal karena penyakit tersebut.

“Ada juga yang putus obat, jumlahnya empat orang. Empat orang ini tidak datang lagi mengambil obat atau disebut loss to follow up, karena biasanya yang bersangkutan pindah dan tidak melapor ke Puskesmas,” terangnya.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Proses penyembuhan cukup lama, penderita penyakit ini harus minum obat setidaknya selama 6 bulan. Jika putus obat, penyembuhannya lebih sulit.

“Kalau tidak patuh atau putus minum obat resikonya adalah penderita mengalami kekebalan terhadap obat atau yang yang disebut multi drug resistant (MDR). Kalau sudah MDR pengobatannya lebih sulit dan lebih lama,” ujar Sarimin.

Ia juga memastikan pelayanan pasien TBC yang berobat di layanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 tidak terganggu.

“Pelayanan TBC di tengah pandemi Covid-19 yang berobat di layanan kesehatan tidak terganggu, kita merubah sistem yang tadinya kita berikan obat sekali seminggu, di masa pandemi ini kita berikan obat untuk satu bulan,” kata Sarimin.

Menurut dua, penularan TBC sama dengan penularan Covid-19 yaitu melalui droplet sehingga pencegahannya juga hampir sama. Untuk itu, penting bagi penderita TBC untuk mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah.

“Tutupi mulut saat bersin, batuk dan tertawa dengan menggunakan masker. Apabila menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan. Jangan membuang dahak atau meludah sembarangan,” ucap Sarimin.

Kemudian, lanjut dia, Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk. Selain itu, jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang diderita tidak lagi menular. (ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *