SANGGAU – Kondisi longsor di sisi bangunan SMPN 1 Parindu cukup mengkhawatirkan. Diperkirakan jarak bangunan dengan tanah yang longsor tersebut tak sampai satu meter. Jika tak segera ditangani, bukan tak mungkin bangunan sekolah itu bakal ambruk.
“Kedepan bagaimana kita berupaya memperbaikinya. Tentu tidak bisa sendiri, terkait dengan ketersediaan anggaran. Kami juga memohon dari anggota dewan juga mensupport, karena pada waktu pembahasan aggaran nanti juga akan disampaikan kondisi fisik SMPN 1 Parindu.
Ini termasuk rusak. Artinya tanahnya, bukan bangunannya. Kalau tidak segera ditangani, bisa kena bangunannya. Bisa ambruk,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Sanggau, Sudarsono, Senin (19/10/2020).
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sanggau, Supardi mengaku barus sekita sepekan lalu mendapat laporan terkait kondisi tersebut.
“Semula karena laporan dari guru-guru. Kebetulan isteri saya ngajar di situ. Maka saya jemput bula. Baru saya sampaikan laporan via WA kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dan respon mereka minta backup. Kita harus backup,” ujar Supardi, Senin (19/10/2020).
Jarak antara tanah yang longsor dengan banguan sekolah, kata dia, tak sampai satu meter. Yang mengakhawatirkan adalah, saat ini musim hujan.
“Jadi kita berpikir apakah kita mau rugi miliaran Rupiah ataukah kita mau gelontorkan dana ratusan juta Rupiah untuk membuat barau. Intinya kan di situ. Saya bertekad. Saya dari Fraksi Demokrat, ini harus kita golkan. Kita tidak main-main,” ujarnya.
Ia mengaku akan menyampaikannya dalam rapat KUA-PPAS 2021. “Dalam pembahasan anggaran pasti kita sampaikan. Itu segera. Bahkan saya sudah punya perhitungannya. Saya panggil mantan konsultan, coba buat draft berapa estimasi biaya. Jadi sudah ada. Lengkap,” kata Supardi.
Ia pun bertekad, kondisi tersebut dapat diatasi melalui anggaran 2021. Fraksinya pun bersedia membackup penganggaranya dengan tidak melanggar aturan. Dikatakannya ada sekitar 600 pelajar yang sekolah di SMPN 1 Parindu itu. Bahkan menurutnya, kalau dapat dikerjakan terlebih dulu, mengingat kondisi tersebut sangat urgen. Darurat.
“Apa kita mau nanti begitu pandemi habis, begitu anak-anak masuk sekolah, kemudian roboh ketika sedang sekolah, apa pernah kita berpikiri itu tak akan memakan korban jiwa? Silakan cek di lapangan. Kita terbuka, tidak ada yang disembunyikan. Mudah-mudahan nanti dari pengajuan kita, kepala dinas pun membackup. Walaupun kita tadi mendengar tentang KUA PPAS kita, anggaran kita berkurang, tapi yang mana kita dahulukan. Saya siap pasang badan untuk hal ini. Demi masyarakat banyak. Demi anak didik di Kecamatan Parindu,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Supardi juga mengeluhkan jumlah toilet yang tidak memadai, dan ketiadaan sumber air bersih. (ram)