KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Supaya anak-anak muda atau kaum millenial tertarik, mengetahui dan mempelajari lebih jauh sejarah kekejaman komunis, pemutaran film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) mesti lebih digencarkan melalui berbagai media.
“Saya mendukung pemutaran film G30S/PKI, agar masyarakat terutama anak muda mengetahui sejarah bangsa ini, kekejaman komunis di negara ini,” kata Sy Amin Muhammad Assegaf, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/09/2020).
Seperti diketahui G30S/PKI atau disebut juga Gerakan September Tiga Puluh (Gestafu) merupakan peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September sampai 1 Oktober 1965.
Pada upaya pemberontakan atau kudeta PKI tersebut, tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dan dimasukkan ke Lubang Buaya.
Sejarah kekejaman PKI tersebut difilmkan dengan judul Pengkhianatan G30S/PKI pada 1984. Disutradarai Arifin C Noer yang juga penulis skenarionya.
Film diproduseri G Dwipayana dan dibintango Amoroso Katamsi, Umar Kayam sera Syubah Ada ini dibuat berdasarkan versi resmi pemerintah kala itu yang ditulis Nugroho dan Ismael Saleh.
Selama masa Orde Baru (Orba), film G30S/PKI selalu diputar dilayar kaca setiap tahun, menyambut Hari Kesaktian Pancasila. Tetapi tidak lagi rutin di Era Reformasi.
Kini dorongan untuk memutar kembali film tersebut semakin mencuat, ketika beberapa kalangan menyadari bahaya laten komunis di kalangan kaum millenial Indonesia.
Menurut Amin, pemutaran film seperti Pengkhianatan G30S/PKI itu sangat penting bagi masyarakat Indonesia, supaya semua mengetahui bagaimana sejarah bangsa ini.
“Bukan hanya tentang pengkhianatan, film-film tentang kemerdekaan, perjuangan para pahlawan juga perlu diputar kembali. Banyak hal tentang Indonesia yang perlu diingat atau diketahui masyarakat, salah satunya melalui film,” papar Amin.
Melalui film, kata Amin, secara tidak langsung akan memberikan dorongan kepada masyarakat, terutama anak-anak muda untuk belajar tentang sejarah bangsanya. “Seharusnya pemerintah sensitif terhadap hal semacam itu,” ucapnya.
Film-film sejarah atau dokumenter seperti Pengkhianatan G30S/PKI tentunya menjadi pejalaran berharga untuk masa kini dan mendatang.
“Kita antisipasi. Jangan sampai peristiwa seperti itu terjadi lagi. Komunis jangan berkibar kembali di Indonesia, kita tidak mau kekejaman seperti itu terulang lagi,” tegas Amin.(dik)