Jumat , 27 Desember 2024
Home / NASIONAL / Guru di Garut Emosi Lantaran Disebut Terima Gaji Buta Selama Pandemi Covid-19

Guru di Garut Emosi Lantaran Disebut Terima Gaji Buta Selama Pandemi Covid-19

Ilustrasi guru/istimewa

 

GARUT – Pemilik akun media sosial facebook dengan nama akun Dede Iskandar mengunggah kalimat yang memantik emosi para guru di Kabuaten Garut. Dalam unggahannya sendiri, ia menyebut selama pandemi Covid-19 guru menerima gaji buta.

Dalam unggahannya, Dede menyebut bahwa seharusnya guru tidak diberi gaji karena sekolah selama pandemi Covid-19 diliburkan.

“Nagara ngagajih buta ieu mah hayoh we sakola di liburkeun, kudunamah guru nage ulah di gajih meh karasaeun sarua kalaparan (Negara membarikan gaji buta, terus saja sekolah diliburkan, harusnya guru juga jangan digaji agar ikut merasakan kelaparan),” tulis Dede di akun media sosialnya.

Akun media sosial facebook dengan nama Dede Iskandar sendiri sudah tidak ditemukan, namun hasil tangkapan layarnya beredar di kalangan guru sejak pekan lalu.

Asep Sopian, salah seorang guru SMP di Garut mengaku sangat terhina dan tidak terima dengan unggahan akun Dede Iskandar. Apa yang dituliskan Dede di akun facebooknya, menurutnya tidak memiliki dasar sama sekali.

“Kami ini masih memberi pelajaran secara daring ke anak-anak. Kata siapa gaji buta. Dia tidak merasakan sulitnya bikin materi untuk mengajar daring,” kata Asep, Selasa (28/7).

Para guru sendiri, disebut Asep, semakin sakit hati dengan komentar Dede Iskandar di kolom komentar unggahannya itu. Di dalam kolom komentar, Dede bahkan sempat menyebut lebih baik menjadi penjahat dibanding sekolah.

Atas unggahannya tersebut, Asep meminta agar Dede meminta maaf secara terbuka, karena unggahannya itu melukai seluruh guru di Indonesia.

“Kalau dia minta maaf pasti kami sampaikan. Tapi permintaan maaf tak akan menghentikan proses hukum. Kami akan tetap melaporkan soal unggahannya itu sebagai efek jera,” tegasnya.

Datang Meminta Maaf

Dede Iskandar datang ke Gedung PGRI Garut untuk memeberikan klarifikasi pada Selasa (28/7). Menyambut kedatangannya, ratusan guru sejak pagi sudah berkumpul. Guru yang datang tidak hanya dari Garut saja, ada juga yang datang dari Bandung, Tasikmalaya, bahkan Ciamis.

Ketua PGRI Garut, Mahdar Suhendar mengatakan, berkumpulnya para guru di Gedung PGRI karena mereka merasa terhina dengan unggahannya Dede Iskandar. Pihaknya sendiri, awalnya akan memediasi antara Dede Iskandar dengan perwakilan guru, namun karena jumlah guru yang hadir sangat banyak, proses mediasi di Gedung PGRI Garut tidak bisa dilaksanakan.

“Guru juga tetap manusia. Kami juga harus jaga keamanan dia (Dede Iskandar). Dia sudah minta maaf tapi tetap para guru mau diproses hukum,” kata Mahdar.

Dia menyebut bahwa pada Sabtu (25/7), kakak dari Dede Iskandar telah datang kepadanya untuk meminta maaf. Kakak Dede Iskandar sendiri diketahui merupakan guru honorer.

“Kakanya juga tidak terima dengan unggahan adiknya. Soalnya dia juga sama guru,” terangnya.

Berujung Ricuh

Proses klarifikasi yang dilakukan oleh Dede Iskandar di Gedung PGRI Garut dijaga oleh sejumlah anggota kepolisian. Saat Dede selesai memberikan klarifikasi, karena ada ratusan guru yang berkumpul, pihak kepolisian membawa Dede melalui bagian belakang gedung.

Ratusan guru yang mengetahui Dede dibawa melalui jalan belakang, langsung berkumpul di pinggir jalan, tepat di sekitar mobil yang sudah disiapkan polisi untuk mengangkut Dede. Dede yang diketahui menggunakan jaket berwarna merah, saat itu memang digiring oleh petugas kepolisian.

Saat Dede digiring petugas, ratusan massa sudah memenuhi bagian depan Gedung PGRI. Saat proses tersebut, amarah massa tidak terhankan dan sempat terjadi kericuhan. Beberapa diantara massa mencoba memukulnya Dede. Pukulan mereka pun bahkan sempat mengenai sejumlah petugas kepolisian saat Dede tengah digiring petugas.

Petugas yang melakukan penjagaan sendiri, jumlahnya lebih sedikt dibanding jumlah guru yang berkumpul. Jadinya, petugas pun tidak bisa menahan massa, namun akhirnya Dede akhirnya bisa masuk kedalam mobil.

Meski Dede sudah ada di dalam mobil, massa masih mencoba untuk mengeluarkan emosinya dan mengelililingi mobil yang akan membawanya ke Mapolres Garut.

Sumber: merdeka.com

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Kecamatan Kembayan Jadi Lokasi Terakhir Kampanye Germas Tahun 2024

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kecamatan Kembayan menjadi lokasi terakhir Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *