KALIMANTAN TODAY, LANDAK – Bupati Landak Karolin Margret Natasa menyampaikan kabar gembira bagi masyarakat kabupaten yakni dari 168 masyarakat Landak yang diperiksa swab-nya, sebanyak 112 orang diantaranya dengan hasil negatif.
“Artinya masih ada 56 orang lagi yang hasil swabnya belum keluar dan kita harap bisa segera mendapatkan hasil negatif juga,” kata Karolin di Ngabang, Jum’at (05/06/20).
Keberhasilan Pemkab Landak untuk menekan kasus COVID-19 menurut Karolin bisa dilakukan dengan kerja sama yang baik dari semua pihak. Hal itu juga tidak terlepas dari upaya deteksi dini dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tengah masyarakat.
“Dari hasil pemeriksaan yang ada sejauh ini, sebagian kasus positif COVID-19 di dapat dari hasil screening tes cepat pada kelompok usia rentan,” jelas Karolin yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat ini.
Terkait hal tersebut, Karolin menginstruksikan kepada direksi RSUD Landak untuk menerapkan sistem skoring untuk menyaring pasien dengan kemungkinan COVID-19. Sistem skoring ini disusun oleh tim dokter RSUD Landak mengacu pada kesepakatan himpunan dokter spesialis.
“Dan terbukti walau tes cepat nya negatif, secara klinis ada gejala ketika di swab hasilnya positif. Langkah ini yang kita terapkan sehingga kita bisa melakukan upaya antisipasi dini,” kata Karolin.
Lebih lanjut Bupati Landak menjelaskan dari 112 hasil swab yang hasilnya negatif tersebut, di Kabupaten Landak juga sudah satu bulan belum ada kasus positif baru.
Menurut Karolin ini semua berkat kerjasama semua pihak untuk bergerak bersama dalam satu kesatuan melawan COVID-19. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat selalu tetap waspada dan terus berjuang menjaga diri dan masyarakat Landak.
“Saya juga minta kepada masyarakat tetap laksanakan protokol kesehatan dengan disiplin, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Semoga Tuhan menjaga kita semua di Kabupaten Landak agar terbebas dari COVID-19,” kata Karolin.
Direktur utama RSUD Landak dr Wahyu Purnomo mengungkapkan Skoring ini diberi nama skor Nicolaus. Karena ketua tim penyusunnya adalah dr Nicolaus, SpPD, dokter penyakit dalam di RSUD Landak dan sistem ini sudah diterapkan sejak bulan Maret. Skor ini digunakan sebagai skrining di RSUD Landak untuk memprediksi apakah seorang pasien terduga COVID-19 atau tidak. Elemen skoringnya terdiri dari klinis, laboratoris dan radiologis.
“Bila pasien demam mendapat skor sekian, bila hasil laboratoriumnya menunjukkan hasil tertentu skornya sekian, bila hasil rontgennya menunjukkan gambaran tertentu skornya sekian, kemudian ditotal. Total skor tertentu menunjukkan bahwa pasien tersebut patut diduga menderita COVID-19. Selanjutnya tentu harus dibuktikan dengan pemeriksaan swab,” Terang dokter Wahyu. (*)