KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasi di Kalbar sama sekali tidak menujukkan kepeduliannya terhadap masyarakat terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di provinsi ini.
“Sikap apatis perusahaan plat merah itu tentu sangat kita sayangkan,” kata Tony Kurniadi, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (07/04/2020).
Sikap apatis perusahaan plat merah terhadap nasib masyarakat Kalbar itu sampai membuat Gubernur Sutarmidji atau karib disapa Midji meradang.
Selain enggan membantunya lagi, Gubernur Midji juga mengancam akan mengambil langkah terburuk, berupa pencabutan izin konsensi lahan perusahaan plat merah, supaya tidak bisa lagi beroperasi di Kalbar.
Tony menilai, sikap Gubernur Midji itu sudah sangat tepat. Lantaran BUMN yang bergerak di berbagai sektor itu sudah banyak mengeruk kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) di Kalbar.
“Seharusnya perusahaan plat merah itu peduli dengan nasib masyarakat Kalbar yang terdampak Covid-19, karena selama ini mereka sudah mendapatkan banyak keuntungan di Kalbar,” jelas Tony.
Ketidakpedulian seperti ini, ungkap Tony, sudah seringkali dipertontonkan BUMN yang beroperasi di Kalbar. Baru-baru ini ada juga perusahaan yang menyengsarakan warga Kalbar yang dipekerjakannya.
Bila sebelumnya PT Haleyora Powerindo sebagai salah satu anak perusahaan plat merah yang mengabaikan hak-hak pekerja asal Kalbar, kini ketika pandemi Covid-19 melanda Kalbar, tidak ada BUMN yang peduli dengan masyarakat Kalbar secara umum.
Tony berharap, perusahaan-perusahaan plat merah yang beroperasi di Kalbar tersebut memperbaiki kinerjanya dan lebih peduli terhadap apa yang dialami masyarakat. “Tunjukkanlah itikad baik untuk peduli dengan masyarakat Kalbar, dengab aksi nyata,” harapnya.
Seperti dilansir beberapa media massa di Kalbar, Gubernur Midji meradang karena BUMN tidak membantu masyarakat Kalbar yang terdampak Covid-19.
“BUMN itu banyak basa-basi dan alasan, seperti harus minta izin ini, izin ke situ. Izin dengan Si Ini atau dengan Si Itu, akhirnya angin juga,” kesal Midji.(dik)