KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting menggelar konferensi pers terkait informasi Covid-19 di Kabupaten Sanggau, di Posko Percepatan Penangganan Tanggap Darurat Covid-19 Kabupaten Sanggau di TRC BPBD Sanggau, Kalbar, Sabtu (4/4/2020).
Untuk pertama kalinya, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Sanggau turun. Jika pada Jumat (3/4/2020) sore jumlah ODP tercatat 1243, pada Sabtu (4/4/2020) pagi turun menjadi 1196. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih tetap tiga orang.
“Satunya di RS Sintang dan satunya di RSUD M Th Djaman Sanggau yang sudah dibawa ke ruang isolasi yang baru yaitu RSUD Sanggau yang baru di Semboja Kelurahan Bunut. Kemudian yang terkonfirmasi Covid-19 masih satu orang dan menunggu hasil dua orang,” kata Ginting.
Penyebab turunnya jumlah ODP tersebut lantaran setelah 14 hari, mereka dikeluarkan dari daftar ODP.
“Walaupun masih kita rekam. Untuk kemarin yang masuk 36 ODP baru, dan ODP yang lama yang lebih 14 hari sebanyak 82 orang. Walaupun data pagi ini menunjukan penurunan, kita tetap waspada,” ujarnya.
Selanjutnya hasil rapid test, sampai hari ini Gugus Tugas telah melakukan rapid test terhadap 77 orang.
“Termasuk yang di RS sebanyak 12 orang, jadi totalnya 77 orang. Dari 77 orang itu tetap yang reaktif satu orang. Tindaklanjut daripada yang reaktif ini sudah kita laksanakan untuk rekan kerja dan keluarga. Artinya orang yang terdekat dengan yang reaktif dan hasilnya negatif,” ungkap Ginting.
Ditegaskannya, Rapid Test akan terus dilakukan terutama terhadap orang-orang yang mempunyai kriteria yang akan di rapid test.
“Karena kita punya prioritas, tidak semuanya ODP itu kita rapid test. Karena keterbatasan sarana Rapid Tes ini juga,” ujarnya.
Untuk itulah, Ginting mengimbau ODP yang telah didata dan diminta melakukan rapid test agar mematuhinya.
“Kami harapkan masyarakat yang telah dikategorikan ataupun telah dihubungi untuk ikut Rapid Test, kami imbau ikuti anjuran itu untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang disekelilingnya,” tegasya.
BACA: Badan Anggaran DPRD Kalbar Minta Gubernur Batalkan Penyertaan Modal ke Bank Kalbar !!!
Sementara itu, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sanggau, Sarimin Sitepu menjelaskan, rapid test ini hanya melihat antibodi, ada atau tidak reaksi di dalam. Namun akurasinya mencapai 80 persen.
“Kalau dia itu naik IgG dengan IgM-nya itu bahasa kesehatanya, itu dia akan reaktif maka dia akan menjadi positif. Tapi kalau diswab maka diambil virusnya dan itu yang paling akurat,” tegasnya.
Saat ini, satu orang yang reaktif masih diisolasi di rumah sendiri. Karena isteri dan anaknya sudah di rapid test dan hasilnya negatif. (Ram)