
KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mulai awal Januari 2025 telah berubah nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida).
“Perubahan nomenklatur itu TMT per 2 Januari 2025. Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi daerah. Kalau dulu namanya Bappeda itu terdiri dari empat bidang,” kata Plt Kepala Bapperida Kabupaten Sanggau di temui di ruang kerjanya belum lama ini.
“Bappeda terkait dengan teknisnya itu ada di tiga bidang, Perencanaan Infrastruktur, Perencanaan Pemerintahan, dan Perencanaan Ekonomi dan Litbang. Yang di Perencanaan Ekonomi dan Litbang itu dengan nomenklatur yang baru ini, ekonominya gabung dengan fisik, Litbangnya jadi namanya riset dan inovasi daerah. Jadi itu bidang khusus terakait dengan riset dan inovasi daerah,” beber Shopiar.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Cecep ini menjelaskan, riset dan inovasi daerah terdiri dari dua hal. Pertama, terkait dengan melakukan kajian-kajian kondisi daerah, baik dari sisi ekonomi, sosial, pendidikan dan lain. Kedua, terkait dengan inovasi daerah.
“Jadi setiap perangkat daerah wajib menyusun inovasi daerah. Selama ini (ketika masih Bappeda, red) memang ditangani eselon IV di bawah sub. Sekarang jadi satu bidang sendiri. Kalau dulu sudah ada tapi ditangani setingkat eselon IV, tapi sekarang ditangani setingkat eselon III,” terangnya.
Soal inovasi, ia mengatakan Pemkab Sanggau sudah memiliki road map penyusunan inovasi dareah. Artinya, setiap perangkat daerah wajib menelurkan satu inovasi. Ia mencontohkan e-PHYO yang merupakan inovasi dari Dinas Kominfo, dan Sidompu dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana ((Dinsos P3AKB) Sanggau.
“Jadi perangkat daerah itu menelurkan dalam road map yang dimasukkan di Bappeda dengan syarat-syarat tertentu. Kan ada syarat-syaratnya seperti bikin proposal, bikin narasi-narasi apa manfaatnya, kemudian video. Itu yang dievaluasi. dan Inovasi itu sudah di atas satu tahun sehingga bisa dievaluasi, dan tidak boleh lebih dari dua tahun,” jelas Cecep.
Ia juga mengaku Kabupaten Sanggau pernah masuk dalam peringkat dua dalam hal inovasi untuk tingkat kabupaten perbatasan se-Indonesia.
“Kemudian dua tahun sebelumnya, kita masuk kabupaten perbatasan yang inovasinya nomor dua se-Indonesia. Waktu tahun 2022 nomor 3 2023 nomor 2, tahun 2024 kita tidak masuk,” ungkapnya. (Ram)