Kalimantan Today Tajam | Terpecaya
KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Tak hanya Puskesmas Sanggau, Dinas Kesehatan juga menargetkan 18 Puskesmas lainnya se-Kabupaten Sanggau menerapkan Integrasi Layanan Primer (ILP).
“Ada daerah yang memfokuskan satu atau dua Puskesmas sebagai percontohan. Tapi Kadis kita mau 19 Puskesmas ini langsung menerapkan ILP itu. Satu Puskesmas punya jaringannya minimal satu desa,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Junaidi, belum lama ini.
“Jadi minimal ada 19 desa di tahun ini yang dilakukan pendampingan. Karena satu Puskesmas harus menjalankan ILP. Berarti satu Puskesmas dia punya satu desa yang Puskemas Pembantu (Pustu) nya menjadi Pustu prima, beserta dusunnya yang ada di desa itu,” sambungnya.
Junaidi mengatakan saat ini petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau tengah melakukan pendampingan ke seluruh Puskesmas dalam rangka penerapan ILP.
“Kita masih dalam tahap menuju ke sana (penerapan ILP). Memang saat ini Pustu kita ini masih baru satu petugas. Dengan adanya ILP mau tidak mau Pustu itu ada dua petugasnya. Boleh dia ditempatkan di situ, atau kalau memang tidak ada orang bisa melalui penugasan dari Puskesmas pada waktu jadwal pemberian pelayanan,” terangnya.
“Jadi waktu datang ke sana, satu bidan satu perawat. Kalau memang tidak memungkinkan ditempatkan di lokasi,” tambah Junaidi.
Ia mengaku untuk penerapan ILP, jumlah Pustu se-Kabupaten Sanggau saat ini masih belum ideal, 95 Pustu. Minimal, kata Junaidi, sama dengan jumlah desa se-Kabupaten Sanggau, 163 desa.
“Dengan adanya program ini kan otomatis menjadi PR, menjadi alasan juga untuk membuat Pustu-Pustu tadi. Kalau memang aturannya setiap desa harus ada Pustu, mau tidak mau harus membuat Pustu. Ke depannya, sesuai dengan kemampuan, karena harus ada bangunan mungkin baru menambah pustunya,” ungkapnya. (Ram)
