Kamis , 21 November 2024
Home / NEWS / “Kado” HKN ke-60, Kabupaten Sanggau Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Bidang Kesehatan

“Kado” HKN ke-60, Kabupaten Sanggau Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Bidang Kesehatan

Foto—Pj. Bupati Sanggau, Suherman menerima penghargaan kabupaten/kota terbaik kedua dalam impelentasi TBC-HIV dan TBC-DM tingkat Provinsi Kalbar, melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting (kiri,red)–Promkes Dinkes Sanggau

 

KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kemeriahan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di Kabupaten Sanggau bertambah. Pasalnya Kabupaten Sanggau meraih dua penghargaan bergensi di bidang kesehatan.

Pertama, penghargaan kabupaten/kota terbaik ke dua dalam impelentasi TBC-HIV dan TBC DM tingkat Provinsi Kalimantan Barat. Kedua, penghargaan atas keberhasilan mencapai target Non Polio AFP (NPAFP) dan Discarded (Bukan Campak-Bukan Rubela) tingkat nasional.

Secara simbolis, diserahkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting kepada Penjabat (Pj) Bupati Sanggau, Suherman. Ditemui awak media di sela-sela meninjau bakti sosial usai apel, Suherman berharap tenaga kesehatan terus berupaya melayani masyarakat dengan ikhlas di semua lini.

“Kepada masyarakat saya harapkan juga bisa lebih cerdas untuk hidup sehat, baik di keluarga maupun di lingkungan, dan pemerintah daerah Kabupaten Sanggau tetap konsisten dan komitmen memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan. Tentunya ajakan saya juga kepada tenaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat berkenaan dengan pentingnya hidup sehat,” ungkap Suherman.

Menurutnya, secara umum tenaga kesehatan Kabupaten Sanggau telah memberikan pelayanan terbaik. Meski diakuinya akhir-akhir ini, khusus stunting, secara angka cenderung meningkat. Namun, Suherman menegaskan, hal itu bukan berarti tidak ada pelayanan yang diberikan.

“Tetapi hal ini terkait dengan kesadaran masyarakat khususnya yang memiliki balita yang tidak mau, tidak sadar membawa anaknya ke Posyandu. Yang sudah dinyatakan stunting tidak mau lagi membawa anaknya ke Posyandu, karena menganggap mereka berkecukupan. Malu untuk dikatakan stunting. Ini yang menyebabkan seolah-lah angkanya naik,” bebernya.

“Kita berupaya tenaga kesehatan, para kader selalu pro aktif jemput bola. Namun yang lebih penting itu sebetulnya adalah kesaran masyarakat yang memang masih kurang. Kita dalam hal TB bisa mengatasinya, kita dapat penghargaan zero untuk TB,” tambahnya. (Ram)

Tentang Redaksi

Cek Juga

Nakes Wajib Tangani Pasien Gawat Darurat, Junaidi: Administrasi Tak Bisa Diabaikan 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pasien gawat darurat wajib mendapat penaganan tenaga kesehatan ketika di pusat pelayanan …