Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Cegah Stunting, Bimbel Go Go Lets Go Gandeng AIMI Sanggau Skrining Anak 

Cegah Stunting, Bimbel Go Go Lets Go Gandeng AIMI Sanggau Skrining Anak 

Foto—Pengukuran tinggi badan yang dilakukan AIMI Sanggau di lembaga  Go Go Lets Go, di Jalan Mangga, Kelurahan Tanjung Sekayam, Selasa (22/10/2024)–Kiram Akbar

 

KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Turut serta dalam mencegah stunting, lembaga bimbingan belajar, Go Go Lets Go Kabupaten Sanggau menggandeng Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Cabang Sanggau melakukan skrining anak, Selasa (22/10/2024) di Bimbel Go Go Lets Go, di Jalan Mangga, Kelurahan Tanjung Sekayam.

Tak kurang dari 22 anak usia 18-24 bulan terdiri dari 16 siswa Go Go Lets Go dan masyarakat umum dicek mencakup tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan motoriknya.

“Kami dari AIMI punya program dan kita kerja sama dengan Go Go Lets Go untuk skrining, melihat tumbuh kembang anak-anak balita. Misalnya si anak sudah bisa apa, motoriknya, sesuai dengan umur si anak, sehingga bisa ketahuan. Saat ini lagi gencarnya stunting ya. Nah itu salah satu untuk pencegahan stunting tadi,” kata Nur Endah Wahyuni kepada awak media, Selasa (22/10/2024).

Ia menjelaskan, skrining perlu dilakukan karena biasanya, ketika anak sudah berumur dua tahun lebih sudah jarang dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kerja sama dengan Bimbel Go Go Lets Go, kata dia, lantaran lembaga bimbingan belajar ini memiliki kelas toddler (kelas anak usia 0-2 tahun, red).

“Biasanya orang tua kalau sudah tidak imunisasi, stop ke Posyandu. Tak pernah lagi timbang, ukur tinggi badan anaknya, jadi untuk tumbuh kembangnya tidak terpantau,” ungkap Nur Endah.

Ia juga mengaku Go Go Lets Go merupakan lembaga pendidikan pertama yang menggandeng AIMI dalam hal skrining anak.

Sementara itu, owner (pemilik) lembaga bimbingan belajar Go Go Lets Go, Stevanny Lanjar Hosiana I mengaku sengaja menggandeng AIMI lantaran punya visi-misi yang sama.

“Soalnya Go Go Lets Go itu dalam dua tahun terakhir membuka kelas toddler. Kelas balita usia 18-24 bulan, di mana belajarnya itu menstimulasi sensori. Sensorinya yang dilatih. Ternyata pembelajaran tersebut matching (cocok) dengan programnya AIMI,” kata Stevanny.

“Tadi kan ketika anak-anak diperiksa, perkembangan anak umur 18-24 bulan ternyata harus bisa menyebutkan nama benda atau kalimat berbicara beberapa kata yang berarti. Jadi kami melihat kerja sama ini ngelink,” lanjutnya.

Ke depan, wanita yang kerap disapa An ini berencana menggelar skrining secara rutin. Bagi siswa Go Go Lets Go yang hasil skriningnya kurang, akan di arahkan ke psikologi anak untuk membantu tumbuh kembangnya.

“Mulai saat ini kami dengan AIMI akan berjalan beriringan. Kalau dari AIMI akan ke Puskesmas jika ada anak yang hasil skriningnya kurang. Kalau dari Go Go Lets Go, kami akan merujuk pada psikolog anak dan tumbuh kembang anak,” pungkasnya. (Ram)

 

Tentang Redaksi

Cek Juga

Dinkes Akui Prevalensi Stunting di Sanggau Fluktuatif, Ini Penyebabnya

    KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pemda Sanggau terus berupaya  menekan dan mengatasi stunting. Hanya saja, hingga …