KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau kembali bertambah. Hingga 8 November 2023, tercatat 200 kasus, tujuh di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Marlina mengatakan, kenaikan kasus DBD tidak hanya menjadi permasalahan di Kabupaten Sanggau, tapi di 454 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Marlina menyebut lonjakan kasus DBD di Kabupaten Sanggau ada kaitannya dengan cuaca yang sangat panas beberapa bulan belakangan.
“Secara teorinya nyamuk Aedes selaku pembawa penyakit, akan menetas menjadi dewasa jika lama kering tiba-toba terkena air. Dan didukung dengan edaran dari Kementerian Kesehatan RI nomor HK.02.02/C/4532/2023 tentang Antisipasi Menghadapi Peningkatan Kasus Dengue Selama El Nino. Prakiraan BMKG sampai dengan April 2024,” Terang Marlina, Kamis (09/11/2023).
Mantan Kepala Puskesmas Tanjung Sekayam ini menegaskan, meski Pemda Sanggau belum menetapkan DBD sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) namun faktanya mekanisme penanganan DBD di Sanggau menggunakan mekanisme penanganan KLB.
“Setiap kecamatan sudah mulai bergerak. Kepala Puskesmas dengan Forkompimcam di wilayahnya masing-masing itu sudah berkoordinasi terkait pencegahan dan pengendalian penyakit DBD,” akunya.
Marlina membeberkan ada lima tindakan yang telah dilakukan Pemda Sanggau terkait penanganan DBD. Pertama, menggalakkan peran serta masyarakat seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan Laskar Berlian Anak Sekolah di sekolah-sekolah se-Kabupaten Sanggau melalui petugas-petugas kesehatan dan guru-guru UKS di 163 desa, dan 6 kelurahan.
Kedua, menyediakan larvasida dan insektisida,yang sudah didistribusikan melalui 19 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau untuk digunakan masyarakat. Untuk larvada, Dinkes Sanggau juga bagikan ke masyarakat secara gratis. Sedangkan insektisida dipergunakan petugas atau juru semprot di Puskesmas maupun desa.
“Ketiga, promosi kesehatan, melalui media elektronik (koran, maupun radio), media sosial seperti Instagram, facebook di 19 Puskesmas dan Dinas Kesehatan,” tambah Marlina.
Keempat, meningkatkan pelayanan kesehatan, seperti penanganan untuk pasien memiliki gejala demam terutama pada anak, agar secepat mungkin dibawa ke sarana pelayanan kesehatan.
“Jangan terlambat. Karena kalau terlambat itulah yang bisa menyebabkan kematian. Dan Kelima, adalah peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon terkait rumor DBD di masyarakat,” pungkasnya. (ram)