KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pencanangan imunisasi Japanese Ecephalistis (JE) secara simbolis dilakukan dengan menyuntikkan vaksin JE kepada 30 siswa/siswi SMPN 01 Sanggau, Selasa (26/09/2023) di aula sekolah tersebut.
Dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sanggau, Kukuh Triyatmaka kegiatan imunisasi ini dilakukan serentak di seluruh kecamatan di Kabupaten Sanggau.
Kepada wartawan, Kukuh Triyatmaka mengatakan, Japanese Encephalitis (JE) merupakan suatu penyakit infeksi peradangan otak akibat virus JE yang ditularkan nyamuk Culex. Sampai saat ini obat untuk penyakit yang diakibatkan virus JE belum belum ada. Imunisasi adalah langkah paling efektif mencegahnya.
“Karena itu maka diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk untuk menyukseskan kampanye imunisasi JE ini,” kata Kukuh ditemui usai acara pencanangan.
Ia menjelaskan, virus JE rentan terhadap anak dari usia 0-15 tahun. Saat ini ada 107.470 anak di seluruh Kabupaten Sanggau yang akan disuntikkan vaksin JE.
“Ditargetkan 95 persen dari keseluruhan anak yang sudah terdata sudah harus di imunisasi dalam dua bulan ini,” ungkapnya.
Selain itu, Ginting Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau mengatakan, Pihaknya saat ini sudah sangat siap untuk menjalan program vaksinasi JE.
“Kita sudah siapkan pos imunisasi sebanyak 61 pos yang ada di posyandu dan sekolah, yang mana dalam pos ini akan ada tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, bidan dan kader,” ujar Ginting.
Iya menambah, vaksin JE ini tentunya sudah dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah mulai kelayakan dan keamanan untuk digunakan. Namun, sama seperti vaksin pada umumnya efek samping nya tetap ada tapi masih tergolong ringan, dan sudah ada antisipasi untuk kejadian lanjutkan pasca imunisasi.
“Berdasarkan pengalaman tidak ada yang berat. Artinya yang ringan-ringan saja jadi imunisasi ini aman,” ujarnya.
Ginting juga mengimbau, walaupun di Sanggau belum ada kasus dikarenakan virus JE, untuk para orangtua jangan ragu mengikutsertakan anaknya untuk imunisasi. Karena, virus JE ini sangat berbahaya.
“Insidennya memang tidak terlalu besar 1.8 per 100.000 penduduk. Tetapi fatalitasnya yang tinggi, 3-7 per 10 orang bisa mengalami kelumpuhan sampai kematian,” ungkapnya. (Ram)