KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sanggau diperkirakan mencapi 1300-an pelaku usaha. Dari jumlah tersebut, didominasi sektor makanan-minuman.
“Total pelaku usaha ada 1300-an. Sebanyak 700-an makanan-minuman. 300-an sudah campur, kerajinan, tukang las. Dan 10 atau 20 persennya itu lain-lainnya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperindagkop dan UM) Sanggau, Sylverster Roy, belum lama ini.
Dari sektor makanan dan minuman tersebit, Bakso Borneo Food masih menjadi primadona. Roy menyebut meski masuk kategori usaha menengah, namun sudah cukup luar biasa. Hanya saja untuk menyaingi produk pabrikan besar dengan peralatan canggih, masih belum mampu.
“Memang kalau untuk menyaingi So Nice, ketika dihadapkan pada teknologi canggih, agak berat. Sementara jangka kedaluwarsanya Bakso Borneo Food selama 3-6 bulan. Kalau So Nice jangka kedaluwarsanya bisa sampai satu tahun. Itu teknologi. Karena ini usaha menengah tidak mampu beli mesin dengan teknologi seperti itu,” ungkap Roy.
Ia mengatakan saat ini bakso kemasan Borneo Food dititip di toko retail seperti Indomaret di Sosok. Di samping itu, mereka punya outlet sendiri di Balai Karangan dan Pontianak. Sedangkan untuk Kota Sanggau masih belum tersedia.
“Ada rencana mau ke (kota) Sanggau. Cuma mikir sewa rukonya cukup mahal. Promosi sih oke. Dia (pemilik Borneo Food) orang Sekayam, kemudian gudangnya di Pontianak. Bapak itu merasa jiwanya Sanggau. Sementara episentrum kita di Kapuas. Makanya sedang nyari tempat. Tapi minimal ruko dua pintu minimal untuk cukup freezer,” pungkasnya. (ram)