KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Kunjungan rutin bagi ibu hamil dan balita ke Posyandu sangat penting untuk menambah pengetahuan dalam hal gizi dan kesehatan. Dengan bertambahnya pengetahuan gizi dan kesehatan, persentase stunting di Kabupaten Sanggau dapat ditekan.
“Pada saat kita bicara faktor yang menyebabkan stunting karena pola asuh, berarti kan pengetahuannya yang perlu ditingkatkan. Kapan kita tingkatkan pengetahuannya? Ya pada saat Posyandu. Ada satu meja di situlah meja penyuluhan. Kalau mereka tak datang ke Posyandu, kapan mereka tahu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, ditemui di ruang kerjanya, Rabu(26/07/2023).
Sayangnya, ungkap Ginting, kunjungan ibu-ibu hamil maupun balita ke Posyandu masih jauh dari yang diharapkan. Rata-rata kunjungan ke Posyandu hanya 50-60 persen. Padahal Posyandu digelar paling tidak sebulan sekali.
“Kalau tingkat kunjungan Posyandu itu sudah 100 persen, pasti penimbangan bayi juga 100 persen. Pengetahuan ibu juga meningkat tentang gizi,” ungkapnya.
Persoalannya, lanjut Ginting, bagaimana caranya agar orang mau ke Posyandu. Menurutnya, perlu kerja sama semua pihak untuk menyadarkan ibu dan balita untuk mengunjungi Posyandu.
“Posyandu itu lembaga kemasyarakatan milik desa. Jadi tidak bisa hanya tenaga kesehatan, perangkat desa juga harus berperan,” tegasnya.
Demikian pula dengan perusahaan, yang memiliki kewajiban CSR. Untuk ikut menekan angka stunting di Kabupaten Sanggau, pihak perusahaan wajib membantu Pemda Sanggau. Saat ini, kata Ginting, pengajuan CSR sudah diseragamkan.
“Kalau sekarang ini sudah kita seragamkan semua. Jadi semua Puskesmas, ayo ajukan proposal ke perusahaan terkait kebutuhan kita terkait kebutuhan kita. Karena CSR itu berdasarkan proposal. Jadi kita lakukan sekarang itu. Puskesmas mengajukan sesuai kebutuhan,” pungkas Ginting. (Ram)