Jumat , 22 November 2024
Home / KAPUAS HULU / Pembangunan Kantor Bumdes Bontai Diduga Bermasalah

Pembangunan Kantor Bumdes Bontai Diduga Bermasalah

Bangunan Bumdes Bontai Kecamatan Jongkong terlihat ambruk.

 

KALIMANTAN TODAY, KAPUAS HULU – Pembangunan kantor Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Bontai Kecamatan Jongkong, Kabupaten Kapuas Hulu diduga bermasalah. Pasalnya kantor Bumdes yang dibangun tahun sekitar tahun 2020 atau 2021 tersebut kini sudah ambruk sebelum digunakan.

Zainudin Kepala Desa Bontai Kecamatan Jongkong membenarkan ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut.

“Iya benar, ada kantor BUMDes Desa Bontai yang ambruk, namun kantor BUMDes yang ambruk tersebut dibangun sebelum saya menjabat sebagai Kades, melainkan dijabat oleh Kades sebelumnya,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (06/05/2023).

Zainudin yang merupakan Kades Penggantian Antar Waktu (PAW), yang dilantik Bupati Kapuas Hulu pada Januari 2022 lalu menjelaskan kantor BUMDes yang ambruk tersebut dibangun sekitar tahun 2021 lalu.

“Kalau untuk berapa total anggarannya, saya tidak mengetahuinya,” ucapnya.

Zainudin berharap kepada Kades sebelumnya, agar dapat memperbaiki bangunan yang ambruk tersebut.

“Harapan saya kepada Kades sebelumnya supaya memperbaiki bangunan tersebut, sebagai bentuk tanggungjawabnya,” harapnya.

Sadikin Pratama Putra warga Desa Bontai, yang juga merupakan salah seorang tokoh masyarakat di Desa tersebut, menyayangkan atas ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut.

Menurutnya, ambruknya bangunan tersebut diduga karena pengerjaannya kurang maksimal.

“Saya selaku masyarakat, tentunya sangat menyayangkan atas ambruknya bangunan tersebut karena dana desa seharusnya digunakan sebaik mungkin untuk pembangunan yang berkualitas,” ujarnya.

Sementara itu Suparto mantan Kades Bontai dengan tegas membantah bahwa penyebab ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut bukan karena kesalahan kontruksi bangunannya, melainkan karena kesalahan pihak pemborong (kontraktor) proyek pembangunan tower yang ada disamping bangunan Bumdes tersebut. Dimana pihak kontraktor pembangunan tower tersebut menyimpan (menumpuk) puluhan zak (karung) semen di tangga kantor BUMDes tersebut.

“Saya yakin bahwa penyebab ambruknya kantor BUMDes ini dikarenakan puluhan zak material berupa semen ditumpuk di situ oleh pihak kontraktor pertama pembangunan tower ini, apalagi saat itu semen ini sempat terendam banjir sehingga bobotnya tentunya semakin bertambah berat,” kilahnya.

Suparto menegaskan, selaku mantan Kades, dirinya meminta pertanggungjawaban dari pihak kontraktor pertama pembangunan proyek tower tersebut.

“Saya sudah berusaha meminta pertanggungjawaban dari pihak kontraktor pertama proyek pembangunan tower ini, dimana pihak kontraktor kedua yang saat ini mengatakan bahwa bukan merupakan tanggungjawabnya karena pekerjaan telah diambil alih, namun pihak kontraktor pertama tidak bisa dihubungi, sehingga saya juga tidak bisa memperbaikinya secara sepihak karena ini bukan murni kesalahan saya selaku mantan Kades,” jelas Suparto.

Disinggung berapa total dana desa yang digunakan dalam pembangunan kantor BUMDes tersebut, Suparto tidak bisa menjelaskan secara rinci.
“Anggaran yang digunakan dalam pembangunan kantor BUMDes ini tidak sampai Rp100 juta,” pungkasnya.

Dari hasil dilapangan, amblasnya kantor BUMDes yang belum sempat digunakan tersebut, tampak beberapa dindingnya retak dan tiang depannya patah serta tangganya pun ikut amblas.

Adapun terkait keberadaan pembangunan tower yang material semennya disimpan di kantor BUMDes tersebut, terletak berdekatan, dimana tower tersebut masih dalam tahap pengerjaan oleh kontraktor yang berbeda dari sebelumnya. (Dul)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …