KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Mengenalkan seni budaya pada generasi muda dapat dilaksanakan dengan beragam cara. Satu di antaranya melalui seminar kebudayaan, seperti yang digelar pada Selasa (10/01/2023) di Rumah Adat Tionghoa Kota Sanggau.
Mengangkat tema ‘Kearifan Lokal: Busana Etnik Modern, Kalengkang untuk Kekinian dan Masa Depan’ seminar tersebut diharapkan menarik minat generasi muda terhadap tenunan khas Kabupaten Sanggau ini.
“Memang Kalengkang ini dibilang populer tidak juga. Namun kalengkang yang digunakan saat ini masih sebatas pada hari-hari tertentu. Tidak pernah kita temukan di acara formal lainnya. Seperti di acara pernikahan atau seminar. Makanya kita mengangkat kalengkang untuk dijadikan busana etnik modern yang lebih fashionable,” kata Baliya Tiakh Alqadri, selaku penyelenggara seminar.
Baliya mengaku sengaja menyasar anak-anak muda, khususnya pelajar SMA/sederajat untuk ikut di seminar tersebut. “Untuk memotivasi mereka bagaimana caranya bisa membuka wawasan dalam bidang fashion terutama etnik modern,” sebutnya.
Seminar tersebut dibuka Bupati Sanggau, Paolus Hadi yang diwakili Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau, Pasianus Purwandi. Hadir pula di acara tersebut, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Provinsi Kalbar, Hendraswati, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XII, perwakilan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sanggau, Perempuan Melayu, Pemuda Melayu, serta perwakilan OPD terkait.
“Seminar ini adalah salah satu rangkaian dari kegiatan pemanfaatan hasil kelola dana abadi kebudayaan. Itu adalah program Dana Indonesiana bekerjasama dengan LPDP. Jadi ada dua kementerian memfasilitasi kebudayaan ini: Kemenristek dan Kemenkeu,” ungkap Baliya Tiakh Alqadri
Ia menjelaskan, sengaja mengangkat tenun kalengkang agar tenun khas Sanggau tersebut tak punah ditelan jaman. Baliya menyebut penenun kalengkang di Kota Sanggau yang tercatat tak lebih dari 10 orang. Itupun hanya empat orang dari kalangan generasi muda.
“Sejuh ini kalengkang ini kan hanya sendiri. Tertempel di kain. Nah kita kemas benang kalengkang digunakan sedikit. Menekan biaya, namun kita kombinasikan dengan pernak-pernik lain, sehingga di busana itu tetap full lengkap. Tapi tetap ada benang kalengkangnya,” pungkasnya.
Upaya Baliya mengenalkan tenun kalangkang pada genarasi muda mendapat apreseasi dari Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Provinsi Kalbar, Hendraswati yang hadir di acara seminar tersebut
“Apreseasi sekali untuk Mas Baliya dan tim yang sudah bisa melaksanakan kegiatan pemanfaatan Dana Indonesiana ini. Kedepannya kegiatan-kegiatan semacam ini bisa menular ke komunitas lain ke perorangan-peroragangan, pelaku budaya, seniman-seniman bisa memperoleh dana Indonesiana. Tentunya bisa sebagai stimulus melestarikan kebudayaan daerah, khususnya Sanggau,” ucap Hendraswati.
Apreseasi juga diungkapkan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau, Pasianus Purwandi, yang membuka secara resmi seminar tersebut.
“Pemerintah Daerah mengucapkan terimakasih pada Baliya yang sudah memfasilitasi dan mengangkat budaya kalengkang ini sehingga bisa mendapatkan dana abadi kebudayaan, Dana Indonesiana,” ujarnya.
Purwandi berharap kalengkang ini bisa terus lestari dengan adanya kegiatan tersebut. Paling tidak, kata dia, Kabupaten Sanggau masih bisa mempertahankan predikat kabupaten berbudaya.
“Memang salah satu mengenalkan budaya pada generasi mudah melalui acara-acara seperti ini. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini, seminar, fashion show bisa ditindaklanjuti diteruskan. Kita berharap ini bisa jadi salah satu kurikulum pendidikan di Kabupaten Sanggau,” pungkasnya. (ram)