Kamis , 21 November 2024
Home / HEADLINE NEWS / Karolin dan Sejarah Panjang Terbentuknya Kabupaten Landak

Karolin dan Sejarah Panjang Terbentuknya Kabupaten Landak

Cornelis Bupati Landak periode 2001-2008, Adrianus Asia Sidot Bupati Landak periode 2008-2016, Karolin Margret Natasa Bupati Landak periode 2017-2022. FOTO/Jova

 

KALIMANTAN TODAY, LANDAK – Karolin Margret Natasa berhasil mencatatkan dirinya sebagai wanita Dayak pertama yang menjadi kepala daerah di Kalimantan Barat. Ia dilantik pada 22 Mei 2017 setelah menang dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Landak.

Iya terbentuknya Landak tentu dengan sejarah panjang, dan membesarkan Landak juga dari nol. Kita lahir memang dengan kisah-kisah itu

Putri sulung Gubernur Kalbar dua periode (2008-2018), Cornelis ini lahir pada 12 Maret 1982 pernah menjadi Anggota Komisi IX DPR RI selama dua periode dari Dapil Kalbar.

Saat menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, Karolin menempati urutan ketiga peraih suara terbanyak. Kemudian pada periode 2014-2019 perolehan suara Karolin melejit naik menjadi peringkat pertama se-Indonesia.

Selalu berkiprah ke tingkat nasional, Karolin terpilih menjadi Ketua Umum Pemuda Katolik selama dua periode yakni 2015-2018 dan 2018-2021.

Bagi Karolin, pengalaman selama dua periode di DPR dan hubungan dengan pemerintah pusat yang baik menjadi bekal yang cukup sebagai pemimpin daerah.

Karolin ikut Pilkada Landak 2017 sebagai calon tunggal dan terpilih sebagai Bupati Landak (2017-2022).

Karolin Margret Natasa resmi menyelesaikan masa jabatan sebagai Bupati Landak pada 25 Mei 2022 lalu. Ia kembali mengurus partai, tempat dimana dia besar. PDIP bak rumah kedua bagi perempuan kelahiran 40 tahun silam ini.

Karolin memulai karirnya di dunia politik saat itu, ia menjadi juru kampanye sang ayah Drs Cornelis MH pada pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2008, setahun setelah ia bergelar dokter. Dan sang Ayah pun  berhasil terpilih menjadi Gubernur Kalimantan Barat.

Diusia kabupaten Landak yang ke-23 di tahun 2022 ini, perkembangan dan kemajuan terus meningkat. Landak  membuktikan,  bahwa sebagai daerah otonomi baru mampu untuk mengemban amanah dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Landak yang terus mengalami perkembangan serta kemajuan dari waktu ke waktu.

Saat ini  Landak telah mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat baik melalui pertumbuhan daerah, ekonomi, penurunan pendapatan angka per kapita kemiskinan serta peningkatan indeks pembangunan manusia. Tentu hal tersebut tak lepas dari kemampuan pemimpinnya.

Lima tahun kepemimpinan Karolin yang didampingi wakilnya Herculanus Heriadi telah membawa banyak perubahan di Landak. Selain itu, dimasa kepemimpinannya pula, Landak memperoleh banyak prestasi baik Tingkat Provinsi maupun Nasional.

Saksi terbentuknya Kabupaten Landak

SRIKANDI PDIP ini pun, menjadi bagian saksi dari terbentuknya kabupaten Landak yang dikenal sebagai”Kota Intan”. Selayaknya Intan, Karolin terus membuktikan dirinya mampu mengemban bertanggung jawab dan bersinar. Namanya harum ketika berhasil menjadi Pemda terbaik dalam menyalurkan dana desa oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) pada tahun 2019.

Karolin Margret Natasa saat menjadi juru kampanye pasangan Bupati Landak Adrianus Asia Sidot dan Herculanus Heriadi pada 30 Mei 2011. FOTO/Lukas B Wijanarko

 

Selain itu, Karolin juga pernah menyabet penghargaan  dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam ajang Jambore Inovasi Kalimantan (JIK) tahun 2017 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan di awal kepemimpinannya. Penghargaan tersebut diberikan kepadanya sebagai Bupati terbaik tahun 2017 yang telah memberikan perhatian tinggi terhadap pengembangan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN), dan masih banyak prestasi lainnya.

Masa bakti untuk Landak sementara memang telah usai. Namun, jasa dan dedikasi untuk Landak terus menyala.

Kepada Kalimantan Today, Karolin bercerita, terbentuknya Kabupaten Landak tak lepas dari peran sang Ayah (Drs Cornelis MH). Karolin memang lahir di Mempawah, tapi hari-hari Karolin di besarkan di Landak. Tentu ia lahir dengan kisah-kisah perjuangan terbentuknya Landak. Meskipun saat itu ia belum terjun di Politik.

“Iya terbentuknya Landak tentu dengan sejarah panjang, dan membesarkan Landak juga dari nol. Kita lahir memang dengan kisah-kisah itu, dan cita-cita keluarga kita juga membuat Landak lebih baik dan lebih maju,” ucap Karolin.

Menjadi anak Bupati Landak ke-2 (2001-2008), tak secara langsung Karolin sudah didoktrin untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Darah kepemimpinan sang ayah tentu mengalir, hingga ia berkesempatan memimpin Landak.

“Tentu hal-hal prioritas membangun Landak sudah kita petakan, dalam lima visi misi,” ujarnya.

Terkesan tak ingin berneko-neko,  Karolin membuat visi misi yang sangat sederhana, tetapi pasti dan terukur. Visi misi yang dibentuk Karolin tersebut, tentu berdasarkan pengamatannya dalam bertahun-tahun melihat membangun Landak.

“Kita mulai dari penataan birokrasi pemerintahan yang baik, itu merupakan syarat mutlak program pemerintah bisa jalan. Sebanyak apapun program dan anggaran jika tata kelola pemerintahan tidak baik itu tidak akan berhasil dan tidak akan ada  hasil secara nyata,” ucap dokter ini.

Selain itu ada juga pelayanan kepada masyarakat. Sebab kata Ia, pelayan publik menjadi ujung tombak dari setiap program yang akan tersampaikan pada masyarakat. Pelayanan publik juga harus bisa bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi.

“Mungkin di zaman bapak saya dulu, belum mengenal teknologi informasi yang secanggih sekarang, jadi tata kelola pemerintahan pun tentu sesuai zamannya. Nah, di zaman saya kan semua sudah berubah, tentu kita akan lebih mudah menyesuaikan dengan teknologi,” ucapnya.

Karolin Margret Natasa bersama wakilnya Herculanus Heriadi saat kampanye pemilihan Bupati Landak, 23 September 2016. FOTO/Lukas B Wijanarko

 

Bagi Karolin, pembangunan ekonomi dari desa juga menjadi program prioritas. Sebab kata Ia, desa menjadi pusat pembangunan dan  pertumbuhan ekonomi baru.

“Berangkat dari pemetaan dan visi misi baru kita laksanakan program dalam lima tahun. Menurut saya lima tahun ini merupakan peletakan dasar pondasi pembangunan di Kabupaten Landak, sehingga kedepan siapapun yang akan meneruskan akan bisa membuat Landak lebih maju,” ungkapnya.

Lanjut Karolin, untuk bisa mencapai visi misi itu tentu diukur dari indikator- indikator yang dilihat  selama lima tahun kepemimpinan.

“Dari visi misi itu semua dapat kita wujud, walau belum sempurna. Tapi Puji Tuhan berati bagaimana kita membangun itu sudah on the track. Kita mengedepankan pembangunan di bidang ekonomi, pertanian, perkebunan, itu lebih tinggi (pertumbuhannya) dari rata-rata nasional,” pungkasnya.

Selama kepemimpinannya, Ia terus  berusaha keras untuk meningkatkan angka desa mandiri sebagai upaya meningkatkan kualitas pemerintahan desa dan kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2018 Landak baru memiliki 3 Desa Mandiri, kemudian pada tahun 2019 bertambah menjadi 5 desa mandiri dan pada tahun 2020 kembali bertambah menjadi 13 Mandiri.

Sedangkan untuk jumlah desa maju juga mengalami peningkatan, di 2017 Landak memiliki 2 desa maju, 15 desa berkembang, 73 desa tertinggal dan 65 desa sangat tertinggal, namun selama kepemimpinannya, saat ini Landak memiliki 26 desa maju, 63 desa berkembang, 54 desa tertinggal dan desa sangat tertinggal menjadi 0 (Nol).

Kemudian selama  kepemimpinan Karolin,  jika dilihat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Landak, jumlah penduduk miskin dan indikator kemiskinan mengalami penurunan dari 43,73 persen di tahun 2018 menjadi 42,01 persen tahun 2021. Begitu pula peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2018  65,45 poin dan mengalami kenaikan ditahun  2021  66,21 poin. Angkat tersebut berada dibawah capaian Provinsi Kalimantan Barat sebesar 67,90 poin.

“IPM kita  meningkat, dan angka kemiskinan  dapat di kendalikan. Meskipun dalam situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Kita masih bisa  mengendalikan dibanding dengan kota-kota lain yang justru meningkat tajam, iya walaupun penurunan (kemiskinan) tak begitu signifikan,” ucap Karolin.

“Jadi kalau daerah kita turun 1 persen pun itu sudah sangat hebat. Artinya program prioritas sudah tepat. Tinggal nanti kedepannya harus diteruskan dan ditingkatkan. Sehingga impact nya lebih dirasakan,” timpal alumni Universitas Atma Jaya Jakarta.

Karolin juga bercerita, selama kepemimpinannya, tentu kendala kuat yang ia hadapi yakni reformasi birokrasi.  Tentu itu menjadi pekerjaan rumah (PR) yang terus menerus.

Dari banyaknya capaian dan prestasi Karolin, tentu tak lepas juga dari kekurangan.  Namun, Karolin tetap  bersinar. Ia kembali sebagai masyarakat yang berguna. Aktif dalam berbagai kegiatan dan aksi sosial. Ibarat Kartini yang selalu berdedikasi untuk Negeri.

Kini tugas  sang “Intan” sementara telah usai.  Ia kembali berkarya, meski dalam jeda.  (nr)

 

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Nakes Wajib Tangani Pasien Gawat Darurat, Junaidi: Administrasi Tak Bisa Diabaikan 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pasien gawat darurat wajib mendapat penaganan tenaga kesehatan ketika di pusat pelayanan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *