Sabtu , 23 November 2024
Home / LANDAK / Reses di Desa Raba, Ini Yang Disampaikan Cornelis

Reses di Desa Raba, Ini Yang Disampaikan Cornelis

Anggota DPR RI Komisi II, Badan Anggaran dan Tim pengawas DPR RI Bidang Pengawasan Perbatasan Fraksi PDI Perjuangan Dapil Kalimantan Barat 1 Drs. Cornelis, M.H

 

KALIMANTAN TODAY, LANDAK – Dalam rangka kunjungan kerja reses perseorangan masa persidangan V tahun sidang 2021-2022 ke daerah pemilihan Anggota DPR RI Komisi II, Badan Anggaran dan Tim pengawas DPR RI Bidang Pengawasan Perbatasan Fraksi PDI Perjuangan Dapil Kalimantan Barat 1 Drs. Cornelis, M.H menyambangi Desa Raba kecamatan menjalin kabupaten Landak untuk memberikan arahan dan pengetahuan dalam mengatasi penanganan stunting, serta memberikan sumbangan kepada Kader posyandu untuk membeli makanan tambahan untuk balita, di gedung serbaguna desa Raba, Senin, (18-07-2022).

Hadir dalam kegiatan reses tersebut Mantan Bupati Landak dr. Karolin Margaret Natasa, Camat menjalin, Kapolsek Menjalin, Danramil Menjalin, Kapus Menjalin, Kades Raba, Kader Posyandu desa Raba, serta masyarakat desa Raba.

Dalam kesempatan tersebut Cornelis menyampikan bahwa dalam penanganan stunting, dirinya selaku anggota DPR RI wajib membina 5 desa di dapil Kalbar 1 untuk mengatasi stunting membantu kepala desa atau membantu pemerintah agar permasalahan Stunting ini dapat terselesaikan.

“Jadi kita bergotong-royong dalam mengatasi permasalah stunting ini, yang penyebabnya bermacam-macam dan salah satu diantaranya kurang gizi, disebabkan kurangnya diberikan makanan yang bergizi, karena pemberian gizi kepada anak dimulai dari dalam kandungan sampai ke umur 1000 hari,” ujar Cornelis.

Lebih Lanjut, Cornelis mengatakan bahwa Stunting memang menjadi tantangan pemerintah, dari dulu sampai sekarang permasalahan tentang stunting belum terselesaikan, jadi sekali pun kami bukan pemerintah, yang sebenarnya mengawasi tugas pemerintah, tetapi juga diwajibkan membantu pemerintah, itulah prinsip bergotong-royong.

“Jadi bantuan yang sedikit ini tolong ibu kader posyandu dimanfaatkan sebaik-baiknya, mudah-mudahan apa yang telah disampikan kepala desa tadi bahwa stunting di desa Raba ini sudah mulai berkurang, jadi apa yang telah kita harapkan untuk mengatasi stunting di desa Raba ini bisa tercapai, selain itu jangan sampai kita mewariskan generasi yang kerdil,” tukas Cornelis.

Tidak lupa, Cornelis menyampikan untuk mengingatkan kepada camat dan perangkat desa untuk cross check masyarakat yang belum memiliki KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk segera dibuatkan, mengingat Pemilu tidak lama lagi, karena nanti data pemilih itu dari kecamatan atau dari pemerintah, jangan sampai nanti orang yang telah meninggal masih memiliki hak pilih, dan kalau bisa jangan lagi ada masyarakat kita tidak memiliki KTP, kita tidak tau nanti perubahan memilih bisa pakai KTP.

“Pembuatan KTP ini bertahun-tahun belum juga terselesaikan, karena masih ada masyarakat kita yang sudah cukup Umur belum memiliki KTP, bahkan masih ada keluaraga yang belum memiliki KK, hal ini sangat perlu didata kembali, kalau bisa jemput bola, agar masyarakat kita semua bisa terdata diadminduk,” jelas Cornelis.

Kader PDIP Senior itu juga mengingatkan untuk mencermati kelompok-kelompok radikal, karena saat ini pergerakan mereka ini sudah sangat luar biasa, jadi tetaplah waspada, karena radikal ini bermacam-macam, bukan hanya kelompok tertentu, tetapi dimasyarakat kita juga ada, karena dengan kemajuan teknologi, segala informasi tidak bisa dapat dibendung, dikarenakan bisa saja seseorang itu di cuci otak Melalui internet atau melalui media sosial.

“Hal ini perlu kita cermati dan waspadai, terutama orang-orang yang datang dari luar, bukan berati kita anti dengan orang dari luar, tetapi untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu kita juga membantu pemerintah mengamati kelompok radikal supaya tidak menyebar dan meracuni generasi yang akan datang,” tutup Cornelis. (Ril)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *