KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis beserta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bengkayang menghadiri giat Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak’ng Dayak Bidayuh Sebujit Desa Hlibuei, di Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, kemarin.
Acara ini diawali dengan ritual adat setempat, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyambutan tamu hingga diantar ke rumah adat Baluq sebagai tempat acara tepatnya di Sebujit Desa Hliebuei. Ritual tersebut turut menampilkan atraksi yang sangat memukau para tamu undangan dan peserta yang hadir.
Peserta dan tamu yang akan memasuki rumah adat, wajib menginjak sebuah nampan atau talang terbuat dari tembaga yang didalamnya sudah berisi dedaunan dan batang pisang yang sudah dipotong-potong. Kemudian wajib berkeliling sebanyak tujuh kali mengitari rumah adat Baluq, dimulai dari pengurus adat , tamu undangan dan peserta lainnya sambil menari.
Disamping itu, acara Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak’ng turut menghadirkan sejumlah unsur terkait. Diantaranya Wakil Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Bupati Bengkayang, Ketua TP PKK Kabupaten Bengkayang, Ketua DPRD bersama beberapa anggotanya, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Ketua DAD, unsur Forkopimda, Camat Siding, Para Kepala Desa dan juga tokoh masyarakat , tokoh adat, tokoh agama , tokoh pemuda dan tamu undangan lain.
Wakil Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Julianus Limbeng menjelaskan, bahwa ritual adat Budaya Nyobeng Nibakng Dayak Bidayuh Sebujit ini, turut disiarkan melalui streaming. Hal itu dilakukan diberbagai tempat di seluruh Indonesia, dalam rangka memperkenalkan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
“Kami juga melibatkan dan mengundang tokoh-tokoh adat kita untuk ikut terlibat menyaksikan senior off senior meeting ataupun cultural ministrial meeting yang akan dilakukan oleh menteri menteri kebudayaan negara negara G20, di kawasan Candi Borobudur untuk terlibat secara langsung menyaksikan proses ini. Hal ini juga yang nanti akan kami bawa nanti ke Sultan Yogyakarta,” paparnya.
Dia berharap, melalui giat ritual yang bernilai kebudayaan seperti ini kedepan dapat memberikan semangat kepada semua pihak yang aktif dalam bidang kebudayaan. Menurutnya, dengan memberi dukungan, hal itu bakal menambah semangat dalam memajukan kebudayaan yang sudah selayaknya harus dilindungi.
“Tentunya nilai-nilai yang ada di tiap giat kebudayaan harus dilestarikan. Karena memiliki nilai nilai budaya yang bisa bertujuan untuk membangun atau menguatkan karakter kita,” tuturnya.
“Kebudayaan ini juga dapat berdampak pada kesejahteraan kita dengan pemanfaatan yang ada kaitan dengan kepariwisataan,” timpalnya.
Sementara itu, Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis dalam sambutannya mengungkapkan bahwa antara sebujit dan Serawak Malaysia merupakan daerah yang sangat dekat, bahkan mempunyai kesamaan adat sub sukunya, yaitu sub suku Dayak Bidayuh.
“Kita tahu adat dan budaya tidak terbatas secara administrasi dan geografis wilayah. Maka harus kita tunjukan, Dayak harus berdaulat untuk bebas aktif , harus Mandiri punya kepribadian dalam berbudaya,” ungkapnyam
“Karena ketika orang menghilangkan budaya maka akan hilang jati dirinya , jati diri kita sebagai orang Dayak, sebagai orang yang berbudaya,” sambungnya.
Kedepan, Darwis meminta agar ritual budaya yang ada harus selalu bisa dipelihara dan dijaga adat budaya, terutama acara di Sebujit.
Terlebih, lanjutnya, ritual Nyobeng ini sudah masuk kalender wisata Kalbar maupun nasional. Selain itu, keberadaan rumah Baluq masuk dalam warisan budaya takbenda, makanya datang dari Kementerian dan akan di undang pada forum G-20 di Yogyakarta.
“Untuk kegiatan pada September 2022 nanti di Yogyakarta. Kita pastikan juga, Pemkab Bengkayang akan mensupport untuk itu,” pungkasnya. (Titi).