Sabtu , 23 November 2024
Home / NEWS / Dinkes Sebut Entikong, Noyan dan Mukok Paling Tinggi Kasus Stunting

Dinkes Sebut Entikong, Noyan dan Mukok Paling Tinggi Kasus Stunting

Foto—Najori, Kabid Kesehatan Masyarkat Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Kasus stunting di Kabupaten Sanggau masih tinggi. dari 14 kecamatan se-Kabuapten Sanggau, tiga di antaranya menjadi penyumbang kasus stunting paling tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) pun berupaya menekan jumlah kasus tersebut di akhir tahun 2022.

“Per hari ini kita memang. Untuk penurunan stunting itu kan kita fokus pada 1000 hari kehidupan atau 0-23 bulan. Per juni 2022 angka stunting 20,844 persen. Sementara target untuk pendataan 15734 bayi yang harus kita data. Entri data sudah mencapai 70 persen. Itu untuk 1000 hari kehidupan,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Sanggau, Najori, ditemui di sela-sela acara pertemuan dengan kader pembangunan manusia dalam upaya mencegah stunting, Rabu (15/06/2022) di Hotel Emerald.

Kemudian untuk balita 24-59 bulan, Najori menyebut data sasaran sekitar 24077 balita. Dari jumlah itu baru ter-enteri 8384 bayi atau 34,67 persen. Dan dari 8384 itu angka kasus stunting sekitar 20,33 persen.

“Karena stunting kita di pisah-pisah. Ada 1000 hari atau 0-23 bulan kehidupan, dan 24-59 bulan. Tapi secara keseluruhan angka stunting 19,22 persen. Kalau target tiga bulan pertama. Untuk tahun 2022 target kita 18 persen. Tapi sampai triwulan pertama ini Januari sampai Juni, itu kita kan 19,22 persen. Tapi itu boleh boleh dikatakan masih tinggi. tapi ini masih setengah tahun. Harapan kita tahun 2022 akhir bisa menurun,” bebernya.

Najori menyebut Kecamatan Entikong, Noyan, dan Mukok, sebagai kecamatan dengan kasus stunting tertinggi. Hanya saja, ia belum memastikan angka atau persentasenya.

“Untuk angka belum kita belum kita tarik datanya dari Balita Bawah Garis Merah (BBGM). Sekitar akhir bulan Juni ini akan saya tarik, nanti baru ketahuan,” kata dia.

Dia menyebut pencegahan atau upaya meminimalisir angka stunting tak hanya dari Dinas Kesehatan. Seluruh stake holder harus ikut berperan.

“Pencegahan stunting ini ada yang namanya sensitif dan spesifik. Kalau sensitif lebih banyak di bidang kesehatan, seperti pelayanan kesehatan. Kalau di luar kesehatan, seperti peran Dinas CK dan Dinas Pertanian semua punya program masing-masing. Sekarang, kebetulan desa kita undang, dalam pertemuan ini. Ini salah satu program untuk menurunkan stunting. Karena kuncinya ada di desa,” ungkapnya.

Upaya dari Dinkes juga terus berjalan. Ia menyontohkan kelas ibu hamil dan pelayanan kesehatan di setiap Posyandu. Termasuk pemberian tablet penambah darah pada remaja putri.

“Supaya ketika mereka nanti melahirkan mencegah perdarahan, dan mengurangi kematian ibu dan bayi,” pungkasnya. (Ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *