KALIMANTAN TODAY BENGKAYANG – DPRD Kabupaten Bengkayang mendorong percepatan pemerataan akses internet yang mampu menjangkau daerah perbatasan yang terisolir. Hal itu diperlukan lantaran jaringan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Jonedhi yang menyebut arus informasi di era digital saat ini bergantung ada internet. Maka dari itu, perluasan akses internet harus dilakukan merata ke seluruh daerah, agar masyarakat maju dan berkembang.
Jonedhi menyebut, jangkauan internet di pelosok-pelosok di Kaupaten Bengkayang masih sangat minim. Ini lah yang membuat masyarakat semakin terisolir, sehingga membuat masyarakat tertinggal informasi.
Oleh karena itu, dirinya mendorong pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk berkoordinasi dengan berbagai stakeholder mewujudkan pemerataan akses internet.
“Terutama agar dapat diakses sampai ke seluruh pelosok bumi sebalo,” kata Jonedhi, Jumat (27/5).
“Kita minta Pemda Bengkayang ini, supaya mengusulkan daerah terisolir agar bisa tersentuh jaringan internet secara bertahap,” pintanya.
Sementara sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bengkayang, Aleksius mengatakan, jumlah keseluruhan tower telekomunikasi di Kabupaten Bengkayang berjumlah sebanyak 114 unit.
Namun diakui, jumlah itu belum memenuhi kebutuhan masyarkat secara keseluruhan dalam memperoleh akses internet.
“Memang persoalan akses internet yang belum merata di Kabupaten Bengkayang. Hal ini dikarenakan letak geografis dan demografis Bengkayang yang banyak perbukitan,” ungkap Aleksius.
Aleksius menyampaikan, saat ini pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan akses telekomunikasi di Kabupaten Bengkayang. Salah satunya dengan membangun sejumlah Tower di berbagai titik lokasi.
“Tahun lalu, sudah kita usulkan 19 tower, alhamdulillah tahun ini sudah terealisasi,” ucapnya.
Dia menjelaskan, 19 tower itu tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Teriak, Siding, Jagoi Babang dan Kecamatan Tujuh Belas.
Tower itu sebagian dikelola pihak swasta. Sebagian dikelola pemerintah melalui Kementerian Kominfo.
Meski tower tersebut sudah tersebar di berbagai wilayah, namun diakui masih ada beberapa wilayah yang masih blank spot sinyal, termasuk di wilayah perbatasan.
Hal itu disebabkan karena letak geografis dan demografi wilayah kabupaten Bengkayang yang beragam. Mulai dari wilayah laut, pantai, pulau, bukit hingga pergunungan.
“Kedepan semua daerah mendapatkan hak yang sama, namun perlu waktu dan proses untuk menerapkannya, terutama di wilayah pulau dan pegunungan,” pungkasnya. (Titi).