KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Indeks Desa Membangun (IDM) di kabupaten Bengkayang mengalami kenaikan cukup signifikan, jika dibandingkan dengan raihan di tahun sebelumnya (2021). Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat pemerintahan desa dan Daerah Tertinggal Kabupaten Bengkayang, Rudi Hartono, Selasa (17/6).
Ia menyampaikan, pada tahun 2021 lalu, jumlah desa mandiri yang ada (di kabupaten Bengkayang) tergolong rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di Kalbar. “Tercatat, di tahun 2021, hanya memiliki 12 desa mandiri. Hal itu membuat kabupaten Bengkayang menempati urutan kedua paling sedikit memiliki desa mandiri,” jelas Rudi saat diwawancarai.
Melihat hal itu, Rudi menjelaskan di tahun 2022 ini pihaknya langsung fokus untuk melakukan pemutakhiran data yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April lalu, yang kemudian ditandatangani pada 28 april 2022 oleh Koordinator tenaga ahli, Bappeda, dan juga Dinas Pemberdayaan Masyarakat pemerintahan desa dan Daerah Tertinggal Kabupaten Bengkayang.
Hal itu dilakukan, lanjutnya, lantaran dirinya melihat keanehan dari data IDM yang ada di kabupaten Bengkayang pada tahun 2021. Terlebih, ada catatan tiga tahun beruntun data yang sama persis di desa tertentu.
“Itu menjadi keanehan, sehingga membuat kita tertarik untuk menyelidiki apa masalahnya. Hingga akhirnya kita simpulkan bahwa ada banyak data yang anomali atau bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan,” bebernya.
Data anomali tersebut kata Rudi, bisa terjadi karena kemungkinan ada kesalahan saat input data sebelumnya. Sehingga, itu membuat penggunaaan dana desa dalam beberapa tahun tidak menghasilkan output yang diinginkan atau perubahan.
“Bahkan dari hasil BA (berita acara) yang ditandatangani pada 28 April itu terjadi kenaikan yang luar biasa untuk status desa mandiri,” tuturnya.
“Dimana hasil akhir menunjukkan bahwa saat ini kita mencatat perkembangan yang signifikan terkait desa mandiri. Dari yang sebelumnya 12 desa, saat ini sudah 24 desa. Bisa dikatakan naik dua kali lipat,” timpalnya.
Sementara untuk kategori lain, Rudi juga mengungkapkan, ada perubahan yang meningkat. Dimana kategori desa maju juga mengalami kenaikan. Dari yang sebelumnya terdapat 20 desa berstatus desa maju, saat ini menjadi 39 desa. Selain itu, lanjutnya, kabar baik lain adalah untuk kategori desa tertinggal dan berkembang juga mengalami penurunan.
“Untuk kategori Desa tertinggal, sebelumnya ada 25 desa, saat ini tinggal 13 desa. Sementara untuk kategori desa berkembang dari 65 desa menjadi 46 desa. Jadi semuanya mengalami peningkatan ke kategori yang baik,”ungkapnya.
Sementara itu, untuk 13 desa yang masih tertinggal ia menargetkan akan diselesaikan secepat mungkin. Hal itu pula dikatakan dia, sesuai dengan intruksi Gubernur Kalbar bahwa tahun 2023 sudah tak ada lagi desa tertinggal di wilayah kalbar, termasuk Kabupaten Bengkayang.
“Caranya, apabila 2022 fokus perbaikan data yang anomali, maka di tahun 2023 kita akan lakukan skema intervensi OPD. Hal ini kita lakukan untuk mengetahui mana inikator-indikator yang dianggap masih kurang,” jelasnya
“Sehingga dari indikator yang kurang tersebut nantinya kita akan minta membantu dari OPD terkait untuk diperkuat lagi. Sulayan hal itu diharapkan dapat menaikkan IDM kita kedepannya, terlebih lepas dari status desa tertinggal,” pungkasnya. (Titi).