Sabtu , 23 November 2024
Home / NEWS / Cabjari Entikong Perkenalkan Restorative Justice dan Minta Kades Pedomani Asas Kelola Keuangan Desa

Cabjari Entikong Perkenalkan Restorative Justice dan Minta Kades Pedomani Asas Kelola Keuangan Desa

Foto—Penerangan hukum yang digear Cabang Kejaksaan Negeri Sanggau, di aula Kantor Camat Entikong, Jumat (25/02/2022)—ist

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Penerangan hukum kembali digelar Cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari) Sanggau di Entikong, Jumat (25/02/2022) di aula kantor Camat Entikong.

Tema yang diangkat pada penerangan hukum kali ini adalah ‘Penyelenggaraan dan Pengelolaan Keuangan Pemerintah Desa dan Pengenalan Restorative Justice Tindak Pidana Umum’.

Acara dihadiri Camat Entikong, Kosmas Yul, Kacabjari Entikong, Rudy Astanto, Danramil Entikong, Mayor Arm Duloh, Camat Sekayam, Junaidi serta 13 Kades se-Kecamatan Entikong dan Sekayam.

Materi mengenai Penyelenggaraan dan Pengelolaan Keuangan Pemerintah Desa disampaikan Kasubsi Intelijen dan Perdata dan Tata Usaha Negara Cabjari Entikong, Mochamad Indra Safwatulloh. Sementara materi mengenai Pengenalan Restoratif Justice Tindak Pidana Umum disampaikan Kasubsi Tindak Pidana Umum dan Tindak Pidana Khusus Cabjari Entikong.

Di akhir sesi acara, Kacabjari Entikong Rudy Astanto meminta 13 kades se-Kecamatan Entikong dan Sekayam melaksanakan penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan Pemerintah Desa berdasarkan aturan dan perundangan yang berlaku.

“Dengan mempedomani asas-asas pengelolaan keuangan desa yaitu asas transparan, akuntabel, partisipatif serta tertib dan disiplin anggaran,” kata Rudi.

Sedangakan melalui restorative justice, para Kades diharapkan mampu berpartisipasi menciptakan Kampung Restorative Justice.

Kegiatan ditutup dengan Pembentukan Forum Kepala Desa Perbatasan Antar Negara beserta pengurusnya dan penandatanganan berita acaranya. (Ram/rilis Cabjari Entikong)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *