KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Nasionalis religius merupakan jangkar guna mengatasi potensi disintegrasi akibat sentimen SARA dan kesenjangan ekonomi.
Demikian diungkapkan Ketua PCNU Kabupaten Sanggau, H. Toyib Saefuddin Alayubi di acara istighosah dan doa bersama dalam rangka Harlah NU ke-96 NU di Masjid Al-Jihad Kompi, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas, Jumat (04/02/2022) malam.
“Berhentilah mengoyak persatuan dengan narasi kebencian, hoaks, fitnah dan insinuasi,” katanya.
Toyib juga mengingatkan masyarakat bijak bermedia sosial. Gunakan media sosial sebagai intstrumen merajut silaturahmi, menganyam persatuan, dan alat menyebar kebaikan dengan ilmu dan infornasi yang bermanfaat.
“Saring sebelum sharing, posting yang penting jangan yang penting posting. Ranah digital harus menjadi panggung dakwah bil hikmah wal mauidhatil hasanah,” pesannya.
Toyib menjelaskan, banyak hal yang dilalui NU sebagai Ormas sosial-keagamaan. Sebagai civil cociety, NU juga memainkan peran penting menjaga keutuhan bangsa. Tanggungjawab kebangsaan NU juga tertuang dalam perjuangan tiada henti untuk mengawal tegaknya NKRI sebagai mua’hadah wathoniyah atau konsensus kebangsaan yang final dan mengikat.
“Sebagai penjelmaan dari ruh keagamaan dan kebangsaan. NKRI berdasarkan Pancasila adalah titik temu terbaik dari nilai-nilai agama dan negara. Pancasila bukan pengganti syariat Islam, tetapi syariat Islam bisa dilaksanakan dalam naungan Pancasila. Pancasila juga menjamin setiap pemeluk agama lain menjalankan keyakinannya. NU akan terus mendorong Islam yamg maju, bangsa yang unggul dan dunia yang aman untuk semua orang,” pungkas Toyib.
Hadir dalam acara yang mengangkat tema ‘Menyongsong 100 tahun Nahdlatul Ulama, Merawat Jagat, Membangun Peradaban’ itu, Bupati Sanggau yang diwakili Staf ahli Rizma Aminin, Perwakilan Kementerian Agama Sanggau H. Saukani, Forkompimda dan Forkompimcam Kapuas, Pengurus DPW NU Kalimantan Barat, Pengurus PCNU Kabupaten Sanggau dan MWCNU se Kabupaten Sanggau beserta Badan otonom, Ormas Islam dan MABM Sanggau serta sejumlah Ormas lainnya. Sementara penceramah disampaikan oleh KH. Nasiruddin, Pengasuh Pondok Pesantren Modern Nurul Amin. (Ram)