SANGGAU. Evi Revianti, warga Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalbar yang baru saja menyelesaikan studi di Methodist Pilley Institute di Sibu, Sarawak, Malaysia kembali bersuara atas apa yang dialaminya saat tiba di PLBN Terpadu Entikong pada 12 April 2021 lalu.
Dengan tegas perempuan berusia 24 tahun ini membantah jika dirinya menolak menjalani karantina sebagai upaya pencegahan Covid-19.
“Saya bukan menolak karantina. Tapi saya memilih karantina sendiri (mandiri). Kalau saya menolak, ngapain saya karantina sekarang di sini (Kantor UPT Pelatihan Kesehatan di Kota Pontianak). Di sana dibilangnya harus ada biaya yang saya bayar, saya mengerti,” katanya, Rabu (14/4/2021) malam.
Evi menuturkan, alasan dirinya memilih karantina mandiri karena khawatir berdekatan dengan rombongan orang dari Malaysia yang pada saat itu juga tiba di PLBN Terpadu Entikong.
Diberitakan sebelumnya, Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Entikong Rini Rusmawanti menegaskan, aturan semua warga negara baik WNI maupun WNA yang datang dari luar negeri wajib melakukan karantina.
Ketika ditanya apakah orang yang akan memilih karantina mandiri harus membayar sejumlah uang? Rini menjawab, judulnya bukan karantina mandiri, tapi menolak dikarantina.
BACA: Minta Karantina Mandiri, Mahasiswi yang Baru Pulang dari Malaysia Harus Bayar Rp 3 Juta Lebih
Sementara itu, Dandim Sanggau, Letkol Affiansyah menekankan, bahwa pihak manapun tidak boleh membijaksanai ketentuan pemerintah dan tidak ada yang dibeda-bedakan, dengan mengusahakan penyediaan fasilitas lebih baik bagi yang memiliki kemampuan finansial.
“Semua ikuti aturan mulai masuk sampai ke tempat tujuan kita siapkan semua. Tidak ada yang kita beda-bedakan,” kata Dandim.
Lebih lanjut Dandim menegaskan, sebagai prajurit, tugasnya sudah jelas. Mengawal Merah-Putih.
“Salah satunya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Inonesia. Dan ada tugas yang jelas baik dari Pangdam XII/Tpr, juga Danrem 121/Abw yg selalu menekankan agar PMI diurus dengan baik dan tidak ada yang pungli baik di PLBN Aruk, Entikong dan Badau,” pungkasnya. (ram)