SANGGAU. Musyawarah Daerah (Musda) ke IV Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sanggau yang dimulai Jumat (30/10/2020) resmi berakhir pada Sabtu (31/10/2020). Budi Darmawan terpilih kembali secara aklamasi memimpin kembali MABM Sanggau untuk peride 2020-2025.
Budi terpilih secara aklamasi dalam rapat yang digelar di Keraton Surya Negara Sanggau, Sabtu (31/10/2020). Tak butuh waktu lama, usai terpilih, hari itu juga langsung dilakukan pengukuhan oleh Ketua Umum DPP MABM, Prof. Chairil Effendy.
“Kepada yang dikukuhkan, saya berharap bekerja dengan sebaik-baiknya. Kerjakan hal-hal yang kongkret saja, sederhana, yang dapat dilakukan. Dan saya mengajak, libatkan anak-anak muda. Anak-anak muda sekarang ini kreatif. Kreativitas mereka lebih tinggi. anak-anak muda ini sangat akrab dengan teknologi modern,” kata Chairil Effendy dalam sambutannya saat pengukuhan.
Dikatakan Chairil, teknologi bukan musuh. Teknologi hanya alat (just tool). Sedangkan kontennya tergantung yang memanfaatkan teknologi itu.
“Jadi sekarang sebaiknya anak-anak yang pintar itu, memanfaatkan media sosial justeru mengenalkan kearifan-kearifan lokal. Cerita-cerita rakyat, itu bisa diangkat melalui media sosial. Dan cepat sekali terkenal di seluruh dunia,” katanya.
Sementara itu, Budi Darmawan mengaku bersyukur Musda MABM Kabupaten Sanggau ke IV berjalan lancar hingga acara pengukuhan. Kepada awak media, hal pertama yang akan dilakukannya adalah memperkuat kepengurusan DPD MABM Sanggau masa bakti 2020-2025.
“Kita akan memperkuat kepengurusan dulu. Artinya bagaimana kita sama-sama bekerja. Mungkin dalam tahap awal ini, sesuai audiensi kita dengan pak bupati, kita akan memanfaatkan Rumah Melayu yang telah disediakan. Akan kita fungsikan dalam waktu dekat ini kita akan melaksanakan paripurna seluruh kepengurusan yang barusan dikukuhkan nanti. Dalam rangka itulah kita mengambi langkah. Sama-sama lah, program jangka pendek kita apa, nanti kita bahas dengan kepengurusan yang ada ini,” terangnya ditemui usai acara pengukuhan.
Ia juga mengaku bakal memprogramkan hal-hal yang real. Tak muluk-muluk, seperti arahan Ketum MABM.
“Mungkin yang dimaksud oleh Ketum adalah program jangka pendek. Jangka pendek akan kita bahas. Termasuk jangka menengah dan jangka panjang akan kita bahas untuk lima tahun kedepan ini,” ujarnya.
Pun demikian soal permintaan Chairil untuk melibatkan anak-anak muda, dengan tanpa meninggalkan orang-orang yang lebih senior.
“Untuk melibatkan anak-anak muda sudah pasti. Sebagian besar kami pilih sebagai formatur tunggal, saya dengan Pangeran Ratu, kami memilih memang yang muda-muda, tidak juga meninggalkan yang senior. Yang senior kami tempatkan di Dewan Penasehat, sebagai orang yang berpengalaman menerima masukan atau nasehat dari para sesepuh-sesepuh kita,” pungkasnya. (ram)