SANGGAU. Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) ke IV Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sanggau dengan agend pemilihan Ketua MABM Sanggau periode 2020-2025 yang digelar pada Jumat (30/10/2020) malam di Hotel Grand Narita berlangsung lancar.
Musda dengan tema “Menjunjung Harkat dan Martabat. Melayu Pantang Menjual Zuriat” itu dihadiri Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Pangeran Ratu Surya Negera, Gusti Arman, Ketua DPP MABM, Prof. Charil Effendy, Dandim 1204 Sanggau, Letkol Affiansyah, Ketua Pengadilan Sanggau, Arif Budiono, perwakilan Kejari Sanggau, serta perwakilan DPC MABM dari 15 kecamatan, Ormas kepeMusdaan, paguyuban dan Ormas Islam.
“Pada hari ini saya membuka Musda ke IV MABM Kabupaten Sanggau. Tentunya ada beberapa hal yang sudah saya sampaikan di pembukaan. Saya ingin seluruh organisasi kemasyarakatan, budaya yang ada di Sanggau, secara khusus MABM, perkuat kebersamaan. Kekompakan di dalam itu ada investasi besar yang mendorong kebersamaan di kabupaten ini,” kata Bupati Paolus Hadi kepada awak media usai membuka Musda.
Untuk itu, lanjut PH, sapaan Paolus Hadi, di internal organisasi harus ada perbaikan-perbaikan.
“Kelemahan-kelemahan pasti ada, tapi kelebihanlah yang harus ditonjolkan. Saya berharap Musda ini lancar dan akan menghasilkan kepengurusan yang memang secara mufakat, karena itu budaya kita. Sekali lagi orang Sanggau harus kompak,” pintanya.
Dinamika yang terjadi menurutnya merupakan perkembangan. Terpenting adalah dinamika itu bukan membuat perselisihan.
“Kekuatan Melayu besar di Sanggau yang juga akan mendorong kemajuan. Yang harus kita lihat sebenarnya sampai ke bawah. Mereka harus bertumbuh. Dengan adanya organisasi ini SDM harus mumpuni,” pungkasnya.
Dinamika Menujukkan Kepedulian
Dinamika yang terjadi justeru ditanggapi positif Ketua DPP MABM, Prof. Chairil Effendy.
“Kalau ada dinamika, itu menunjukkan MABM sudah dimiliki semua orang. Kalau sepi justeru kita bertanya-tanya, kenapa kok sepi. Mungkin mereka tak peduli. Dinamika ini menunjukkan ada kepedulian dari masing-masing pihak,” katanya kepada awak media usai pembukaan Musda.
Ia yakin, orang Melayu akan mengedepankan musyawarah dan mufakat. Dinamika yang berkembang, yang sebelumnya berseliweran di jejaring sosial, akan mengerucut di meja perundingan.
“Oleh karena itu saya tak sabar menunggu hasilnya. Saya tak pulang. Satu harian ada di Sanggau ini,” sebutnya.
Sebagaiman Bupati Paolus Hadi, Chairil juga berharap ada rekomendasi-rekomendasi positif yang hasilkan dari Musda ini. Tak perlu muluk-muluk.
“Yang real saja, yang diperlukan masyarakat Sanggau itu apa, sehingga bekerjasama dengan yang lain. Dan yang penting juga, hendaknya bisa menjadi perpanjangan tangan bagi pemerintah. Pemerintah kan terbatas juga, tidak mungkin juga menjangkau ke pelosok-pelosok. Dan itu ada di MABM, DAD, dan sebagainya. Karena itu pak Bupati dengan senang hati membantu seluruh organisasi, karena dengan itu beliau terbantu sebenarnya,” bebernya.
Bukan Tempat Mata Pencaharian
Sementara itu, Pangeran Ratu Surya Negara, Gusti Arman berharap Musda ini menghasilkan pengurus-pengurus MABM Sanggau yang betul-betul peduli pada Melayu.
“Puak Melayu, marwah Melayu, serta organisasi MABM itu sendiri. Kita juga tak mengharapkan bahwa dalam pelaksanaan kepengurusan MABM Sanggau ini seolah-olah nanti organisasi ini sebagai tempat mata pencaharian,” tegas Raja Sanggau ini.
Ia mau MABM Sanggau bisa menunjukkan jati dirinya bahwa Melayu betul-betul bermartabat, punya hati dan iman dalam jiwanya.
Gusti Arman juga menyilakan siapapun untuk maju dalam pemilihan Ketua MABM Sanggau. Terpenting berkompetisi secara sportif, adil dan bijaksana.
“Siapapun nanti yang terpilih tetap kita dukung. Tapi yang jelas, bahwa Ketua MABM harus mempunyai dedikasi serta kemampuan mumpuni. Jangan Ketua MABM ini kerjanya hanya mengeritik saja, tapi tak mampu berbuat dan berorganisasi,” tegasnya lagi. (ram)