LANDAK– Bupati Landak Karolin Margret Natasa melakukan tanam perdana padi varietas unggul Inpari 42 di Desa Serimbu, Kecamatan Air Besar, rabu (21/10/20) dengan didampingi Dandim 1201/Mempawah, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan kabupaten Landak, Camat Air Besar bersama Kelompok Tani dan masyarakat.
Pada tanam perdana padi varietan unggul Inpari 42 berlokasi di persawahan Medi dengan luas satu hamparan areal yang di tanam seluas 50 hektare serta menjadi lahan percontohan bagi masyarakat di Kecamatan Air Besar dengan produk benih padi unggul yakni Inpari 42.
Dalam sambutannya Bupati Landak Karolin Margret Natasa meyampaikan bahwa beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Landak sudah memberikan bantuan benih padi unggul Inpari 42 dari Kementerian Pertanian sebanyak 832 ton kepada kelompok tani pada seluruh Kecamatan di Kabupaten Landak termasuk di Kecamatan Air Besar.
“Hari ini Kami hadir lagi untuk melihat benih yang Kita bagi kemarin dan akan ditanam pada hari ini (rabu 21/10/20). Saya memang fokus pada pertanian dan perkebunan, karena menurut Saya merupakan salah satu yang penting bagi masyarakat Kita, bagaimana bisa terus meningkatkan pertanian di tempat Kita dan menjadi sumber ekonomi bagi ibu dan bapak,” ungkap Karolin.
Karolin menjelaskan untuk varietas padi Inpari 42 dapat memperpendek masa tanam yakni dari tanam sampai panen hanya sekitar 112 hari. Selain itu, potensi pertanian yang ada di Kecamatan Air Besar yang berjalan sudah baik ini dapat terus ditingkatkan terutama pada Indeks Pertanamannya.
“Saya tidak bosan-bosannya mengingatkan para petani untuk terus meningkatkan produktivitasnya, baik secara intensifikasi yang menanam 1 hektare bisa panen 1 ton Saya berharap kedepan bisa panen 3 sampai 5 ton, ataupun ekstensifikasi yakni lahan-lahan yang belum mampu digarap mudah-mudahan bisa digarap juga,” terang Karolin yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat.
Di Desa Serimbu memiliki 17 kelompok tani yang menghimpun 296 orang anggota dengan luas lahan persawahan seluas 135 hektare yang fungsional dan 276,9 hektare lahan potensial dan masih melakukan penanaman secara tradisional.