SANGGAU. Bupati Sanggau Paolus Hadi secara resmi membuka musyawarah besar (Mubes) ke-3 Pemuda Dayak Kabupaten Sanggau (PDKS) yang berlangsung dari tanggal 28-29 September 2020 di grand Narita Sanggau, Senin (28/9/2020).
Hadir juga dalam Mubes tersebut Wakil Bupati yang juga Ketua DAD Sanggau Yohanes Ontot, Ketua DPRD Sanggau Jumadi, Kajari Sanggau Tengku Firdaus, Waka Polres Agus Dwi Cahyono, Pasi Iintel Kodim 1204/Sgu Kapten. Syaiful Husna, Plt Kepala Dinas Porapar Sanggau Rizma Aminin dan sejumlah pengurus PDKS dari tingkat Kabupaten hingga Kecamatan di Sanggau.
Dalam sambutannya, secara blak-blakan Paolus Hadi mengungkapkan tantangan PDKS kedepan. Baginya tantangan terbesar kedepan adalah sikap individualistis. Ia mengibaratkan sebuah organisasisi bagai sebatang pohon.
“Daun bisa hijau, kuning, merah akibat dia makan dari akar melewati batang. Daun ini rontok karena akar tidak bagus konsumsi makanannya, batang bolong tengahnya, seratnya tidak bagus menerima makanan. Makanya batang ini menjadi pusatnya. Ketika pemuda Dayak yang adalah batangnya ini tersumbat dengan individualistik maka hasilnya akan jelek. Ubahlah sifat indivialistik ini,” pesan PH, sapaan Paolus Hadi.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu menegaskan PDKS adalah mitra Pemerintah. Karenanya, berikan dukungan kepada pemerintah. Bantu masyarakat. Jangan sampai ada yang kelaparan di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Pastikan juga kondisi aman. Kalau ada yang macam-macam PDKS harus bantu aparat,” tambahnya.
PH mengajak seluruh pemuda Dayak untuk kembali kepada semangat rumah betang.
“Orangtua kita dulu, mereka bisa hidup rukun dalam satu rumah. Adat yang mereka pegang kuat. Kebersamaanya. Keterbukaanya. Kalau satu sakit yang lain pasti merasakan. Semangatnya itu yang maksud saya harus kita pertahankan, bukan hanya untuk komunitas Dayak saja, tapi untuk semua. Karena memang waktu itu yang ada hanya komunitas Dayak,” terang pria yang juga menjabat Ketua Dewan Penasehat PDKS itu.
Di akhir sambutannya, kepada siapapun nanti yang terpilih dalam Mubes ke-3, ia berpesan untuk membangun koordinasi dengan jajaran Forkompimda dan para tokoh adat, tokoh agama dan organisasi kepemudaan termasuk organisasi wartawan.
“Jangan bingung setelah jadi pengurus. Langkah pertama kalian laporan kesemuanya, supaya kalian didukung dan bermartabat. Ini yang masih kurang saya lihat. Harus dibangun komunikasi dengan semuanya,” tutupnya. (ram)