SANGGAU. Meski cukup banyak perusahaan berinvestasi di Kabupaten Sanggau, namun sedikit yang memberikan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi mahasiswa Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Politeknik Kabupaten Sanggau. Di tahun ketiga berdirinya kampus tersebut, hanya ada beberapa perusahaan yang konsisten memberikan beasiswa bagi para mahasiswa tersebut.
“Kita secara tersurat sudah menyapaikan kepada investor di Kabupaten Sanggau. Memang ada beberapa yang sudah seperti PT. ANTAM, sudah mengirimkan 22 orang. Terus PT. BHD, sudah mengirimkan 4 orang. Tahun ini empat orang lagi. Kemudian PT. MKS satu orang. Kemduian PT. MAS ada tiga orang. Tahun ini juga ngirimkan tiga orang. PT. DSM ada merencanakan untuk tahun ini, ancang-ancang enam orang. Jadi beberapa yang lainnya bilang iya. Cuma saat ini saya tunggu,” kata Sumadi Haryoko, Pengelola PSDKU Politeknik Sanggau, Senin (31/8/2020).
Dikatakan Sumadi, para mahasiswa tersebut dibiayai hingga selesai. Sementara mahasiswa penerima dituntut untuk menyelesaikan studinya di kampus tersebut. Jika berhenti di tengah jalan, si penerima wajib mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
“Jika dia berhenti di tengah jalan, kita buatkan fakta integritas untuk mengembalikan beasiswa itu. Jadi biar semangat. Ini motivasi. Masalahnya ini terjadi (berhenti di tengah jalan),” ungkap Sumadi.
Sementara itu, Direktur Polnep, Muhammad Toasin A menegaskan, sistem pendidikan vocasional Politeknik itu tak bisa dilepaskan dari stakeholder, dunia usaha, industri dan dunia kerja.
“Oleh karena itulah program Kementerian supaya berkolaborasi antara industri, dunia kerja dan Politeknik sehingga nanti kedepan kita magang di industri itu satu semester. Sehingga dia penguasaan saran industri bisa cepat beradaptasi,” ujar Toasin.
Untuk mewujudkan itu, kata dia, program Kementerian Pendidikan adalah dengan mengikut sertakan pra praktisi dan dosen dari industri, mengajar langsung di kampus.
“Membangun kurikulum juga harus bersama-sama dengan dunia industri dan dunia kerja. Sehingga tidak ada gap kebutuhan industri dengan lulusan Politeknik. Itu kita sudah mulai.
Dikatakannya, keterilabatan perusahaan di PSDKU tersebut harus dilakukan terus-menerus.
“Karena yang merasakan nanti kalau sudah lulus itu perusahaan juga. Bahkan pada beberapa negara, industri terlibat langsung. Sehingga tak perlu lagi, pada saat merekrut pegawai cukup melalui kampus,” terangnya. (ram)